Sabtu jelang siang (18/2), kami telah tiba di pelataran Lottemart Fatmawati. Kami berdua akan mengikuti  nobar film Ant-Man and The Wasp: Quantumania yang akan berlangsung di Local Cinema Fatmawati.
Sudah lama sekali saya tak mengikuti nobar KOMiK. Oleh karena nobar sering diadakan pada hari kerja dan malam hari, saya jarang-jarang ikut. Beruntung nobar kali ini diadakan pada hari libur dan lokasinya masih bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jaman.
Ada satu-persatu wajah yang saya kenal mulai datang. Ada Pak Sutiono, mbak Yayat, dan Komiker yang membacakan puisi pada acara KOMiK bertemakan perempuan. Kami pun kemudian naik menuju lokasi acara, tepatnya di 3F.
Bioskop ini baru dibuka. Lobinya begitu lapang dengan beberapa bangku dan kursi. Ada dua lorong yang lebar, satunya menuju studio dan lainnya menuju toilet dan mushola. Desain interior bioskop ini sepertinya bertemu klasik dengan warna dominan kelabu dan cokelat terang.
Kami pun kemudian diajak berkeliling bioskop oleh perwakilan dari Local Cinema. Tiara, namanya. Ada lima studio di sini, tiga Reguler, satu Prestige, dan satu yang spesial yakni Cinekids. Desain tiap jenis studio dan kapasitasnya berbeda-beda. Prestige yang paling mungil namun memiliki kelas premium, dengan bangku penonton berupa sofa yang empuk dengan kapasitas hanya 50 buah.
Uniknya di bioskop ini ada juga studio buat anak-anak yang bakal khusus menayangkan film anak. Bioskop ini bangkunya warna-warni cocok buat anak-anak.
Harga popcorn-nya di sini murah meriah dan pilihan rasanya ada delapan. Kami kemudian siap untuk nobar dengan popcorn keju dan soda di studio Prestige.
Mari kita mulai nobar Ant-Man and The Wasp: Quantumania.
Film Ant-Man 1Â dan 2 sudah saya tonton. Film Ant-Man 1Â favoritku karena kocak dan desain kostumnya mengingatkan pada Ultraman. Tapi sebenarnya sejak Avengers:End Game, saya tak lagi mengikuti film Marvel. Terakhir sih nonton Doctor Strange: MoM yang ceritanya aneh dan kurang bagus. Harapannya nih film Ant-Man 3Â ini masih menarik diikuti.
Selama dua jam, penonton diajak berkelana ke dunia Quantum. Alam Quantum ini dari visualnya seperti di dunia ajaib, menarik, namun juga nampak berbahaya. Gambaran CGI-nya memikat, namun seperti film-film Disney pada umumnya.
Awal-awal film nampak seru, meski agak kesal dengan kecerobohan yang dilakukan Cassie Lang sehingga membawa mereka semua ke alam tersebut. Ceritanya jadi seperti film horor kebanyakan, cari masalah sendiri.
Agak membingungkan mengapa ada sosok-sosok berwujud seperti manusia. Apakah mereka hanya mirip atau memang manusia yang tersesat di sana. Sayangnya tak banyak penjelasan.
Visual yang memikat dengan sosok-sosok berpenampilan unik dan kendaraan yang juga tak umum menjadi daya tarik film ini.
Ceritanya lumayan hingga sosok musuh bernama M.O.D.O.K itu muncul. Astaga.
Kehadiran sosok aneh berbentuk mirip musuh kura-kura ninja ini malah melemahkan nilai cerita. Mungkin niatnya lucu-lucuan, tapi tidak lucu dan malah aneh. Sosok Kang the Conqueror yang digambarkan kuat dan berbahaya jadi hanya ancaman kosong setelah anak buahnya ini muncul.
Selanjutnya filmnya jadi seperti film keluarga khas Disney. Ya masih lumayan untuk dinikmati tapi jadi terasa seperti film anak-anak. Ini membuat saya makin pesimis dengan film Marvel.
Filmnya memang tak berhasil membuatku terkesan, tapi bioskop ini sungguh nyaman. Lain kali ke sini lagi untuk nonton film, sambil mencoba berbagai varian rasa popcorn-nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H