Batu keras yang terkikis air terus-menerus, lama-kelamaan bisa berlubang. Seseorang yang tekun berlatih suatu ketika akan menjadi mahir. Dan itulah yang kemudian terjadi pada Amos Bardi, alter ego dari Andrea Bocelli ketika ia begitu 'keras kepala' dalam memegang harapannya terhadap musik, terutama musik opera.
Dalam film "The Music of Silence" yang dirilis di Italia tahun 2017 ini kerja keras dan pengorbanan yang dilakukan Amos Bardi ditunjukkan. Tekad dan kesungguhannya menggapai cita-citanya sebagai penyanyi opera begitu kuat.
Sejak kecil Amos Bardi digambarkan sebagai sosok yang agak sulit. Ia sebenarnya sedih dan kecewa dengan kondisi dirinya yang memiliki penglihatan terbatas sejak lahir. Ia bosan dengan sejumlah operasi yang melelahkan tapi tak menghasilkan banyak perubahan.
Amos kecil kemudian kadang-kadang berbuat nakal. Ia mogok makan jika tak suka masakan ibunya dan hanya ingin melakukan hal-hal yang disukainya yaitu naik kuda. Ia juga pelit kepada adiknya ketika ia ingin meminjam kudanya.
Putra pertama pasangan Edi (Luisa Ranieri) dan Sandro Bardi (Jordi Molla) ini baru 'patuh' jika mendengar musik opera. Amos balita langsung diam dan tak merengek ketika seusai operasi ia mendengar musik opera diputar.
Amos usia sekolah mau menyantap makanan ibunya bila berada di kamar pamannya, Giovanni (Ennio Fantastichini), yang memiliki banyak koleksi piringan hitam lagu-lagu opera. Pamannya inilah yang kemudian mengenalkan Amos pada musik opera yang indah.
Sikap Amos yang kadang-kadang masih suka membangkang, luluh dengan musik. Di sekolah tunanetra, ia mau berlatih bernyanyi. Ia juga menurut ketika pamannya mengajaknya mengikuti kontes bernyanyi. Ia menang dan ia makin bersemangat untuk bernyanyi.
Sayangnya kemudian suaranya berubah pada masa-masa puberitas. Amos yang kini telah dewasa (Toby Sebastian) sebenarnya ingin tetap berkarir di bidang musik opera tapi ia merasa kesempatannya kecil.
Di satu sisi ia juga tak ingin mendapat pekerjaan yang umum diterima kalangan tunanetra. Maka dari itu ia pun mendidik dirinya keras. Ia bersekolah di bidang hukum dan malamnya ia bekerja sebagai pianis di sebuah restoran.
Episode Hidup Penuh Kerja Keras dan Pengorbanan
Dalam film yang disutradarai Michael Radford ("Il Postino: The Postman") ini karakter Amos yang keras dan ingin melampaui hal-hal yang dilakukan orang kebanyakan karena pengaruh ayahnya. Ia tahu dirinya memiliki keterbatasan fisik, maka dari itu ia pun mengikuti saran ayahnya untuk berjuang ekstra keras.
Ketika ia merasa karier bernyanyinya sudah 'hancur' maka ia memilih berlatih piano dengan tekun dan rupanya cukup berhasil. Ia kemudian mulai kembali bernyanyi. Pengunjung restoran mengagumi suaranya. Tapi ia tahu itu tak cukup. Suaranya masih mentah untuk ukuran penyanyi  opera.
Ia mengajarinya disiplin bernyanyi yang belum pernah diketahuinya. Disiplin untuk lebih banyak diam kecuali ketika ia mengeluarkan suara untuk berlatih bernyanyi. Ia harus disiplin untuk tidak merokok dan juga tidur dengan cukup dan tepat pada waktunya, pukul 22.00 hingga pukul 07.00. Ia diajarkan posisi bernyanyi dan teknik bernyanyi dengan benar. Sebuah kerja keras yang melelahkan.
Kisah Ketekunan dan Kerja Keras yang Menginspirasi
Perkenalan saya dengan music opera dimulai sekitar tahun 2007, ketika dengan terpaksa mengikuti konser musik orchestra dan opera di Senayan di bawah komando Addie M.S. Hmm...ternyata oke juga dan ujungnya malah beberapa kali memberikan applause.
Kejadian kedua pada tahun 2016, ketika berkesempatan menempuh short course di Eropa. Saya mengunjungi pertunjukan musik opera di Wina Austria. Bela-belain mengeluarkan 15 Euro. Hiks. Nah kali ini musik operanya diselingi oleh pertunjukan drama kecil yang memukau lucu dan memancing emosional penonton.
Ya dua hal itu bisa membuka mindset saya tentang musik opera. Pun ketika seseorang menawarkan saya untuk menonton film tentang penyanyi opera terkenal dari Italia saya pun mengiyakannya. Rupanya film "The Music of Silence", memang bagus dan karakter Amos Bardi, yang bagus-bagus saja, patut jadi inspirasi.
Amos Bardi alias Andrea Bocelli adalah penyanyi opera tingkat dunia. Ia musisi yang produktif dan telah malang melintang di dunia musik lebih dari 25 tahun.
Andrea Bocelli sosok penyanyi yang tak ingin hanya berkutat dengan genrenya. Ia pun mengajak biduan pop untuk berkolaborasi dan berhasil. Di antaranya dengan Celine Dion ("The Prayer"), Ellie Goulding ("Return to Love"), Dua Lipa ("If Only"), Ariana Grande ("E Piu Ti Penso"), dan Ed Sheeran ("Perfect Symphony"). Ia menginspirasi banyak penyanyi muda untuk tetap menghasilkan karya musik yang indah.
Baru-baru ini juga mengadakan konser virtual. Ia bernyanyi di sebuah gereja sendirian pada perayaan Paskah. Konser "Music for Hope" ini bertujuan mengajak para pecinta musik dan warga Italia untuk terus berjuang melawan Corona dengan menahan diri untuk ke luar rumah jika tidak perlu dan saling menguatkan.
Ia membangkitkan semangat dan harapan mereka yang sedang terimbas oleh pandemi lewat musik yang dinyanyikannya.
Ia tetap mampu menjadi penyanyi opera tingkat dunia meski banyak yang meragukannya di awal. Nah bagaimana dengan Kalian? Apabila Kalian lebih suka bermalas-malasan dan rebahan maka cita-cita Kalian nantinya hanya di awang-awang.
Melawan Corona Sambil Berdonasi
Seperti yang tadi saya sebutkan, konser virtual Andrea adalah bentuk tindakannya dalam melawan Corona dengan keahliannya bernyanyi. Ia ingin semangat warga Italia dan dunia bangkit, bangkit bersatu melawan Corona dan tetap memiliki harapan.
Kalian juga bisa ikut berdonasi melawan Corona dengan cara menyenangkan, yakni sambil nonton film seperti "The Music of Silence" via Mola TV Movies. Donasinya bisa mulai dengan Rp 10 ribu dengan berbagai metode pembayaran.
Pilihan film di Mola TV Movies lumayan banyak. Ada buat anak-anak, keluarga, hingga film dewasa. Yang suka nonton bola dan pertandingan olah raga juga bakal dimanjakan. Ada banyak pilihan acara olah raga. Â Kalian bisa menonton Mola TV sambal rebahan dengan aplikasi di hape atau dengan lebih nyaman dengan laptop.
Setelah menyaksikan "The Music of Silence" saya jadi tersentil. Harus kerja keras, berkomitmen, tekun, dan tidak suka mengeluh agar cita-cita bisa terkabul seperti Amos Bardi alias Andrea Bocelli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H