[caption caption="Bermain Bersama Gajah-Gajah Cerdas "][/caption]
Â
Pulau Bintan yang terletak di Kepulauan Riau memiliki pesona wisata yang tak kalah komplet dengan Bali. Di pulau ini traveler bisa mendapatkan paket wisata keluarga komplet dari pesona baharinya yang indah, sajian kulinernya yang membuat lidah bergoyang, hingga wisata budaya dan wisata bagi minat khusus. Kiranya Bintan pas menjadi salah satu Pesona Indonesia dari Sumatera.
Rasanya senang banget waktu saya dinominasikan menjadi salah satu peserta Kompasiana Blogtrip Eco Resort ke Bintan. Awalnya saya ragu karena pihak admin memastikan meeting point berada di bandara Raja Haji Fiisabililah, Tanjung Pinang. Itu berarti saya harus menyediakan dana pribadi untuk tiket pulang pergi Jakarta-Tanjung Pinang. Setelah berembug dengan istri, akhirnya saya memutuskan ikut trip ini. Apalagi saya belum pernah sama sekali ke Bintan.
Â
Sudah sejak pukul 07.00 lewat saya sudah tiba di bandara Soekarno Hatta dan sekitar pukul 10.00 saya sudah tiba di Tanjung Pinang. Sambil menunggu panitia menjemput, saya putar-putar bandara Raja Haji Fisabililah. Bandara ini berkelas internasional. Tak salah sih, Tanjung Pinang dekat dengan Batam juga negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
 [caption caption="Suasana di Dalam Bandara di Tanjung Pinang"]
[caption caption="Berangkat Bro Pakai Bus"]
Akhirnya wajah bang Nurulloh terlihat. Satu-persatu kompasianer Batam pun hadir. Ada enam kompasianer dari Batam, lainnya dari daerah seperti Jakarta, Bandung dan Malang. Setelah diabsen, kami langsung naik bus yang didampingi oleh mbak Liana dari Bintan Resort Cakrwala (BRC) untuk mengikuti rangkaian acara. Acara pertama tentunya makan siang dulu untuk isi ulang energi di rumah makan padang Sederhana.
 [caption caption="Isi Perut Isi Energi"]
[caption caption="Perahu Siap Antar ke Pulau Penyengat"]
Habis makan siang dan rehat, kami langsung tancap gas menuju Pulau Penyengat dan Vihara Avalokitesvara. Hari pertama ini memang lebih banyak diisi dengan wisata budaya dan sejarah. Di kedua tempat ini ada banyak wawasan yang saya serap.
[caption caption="ke Pulau Penyengat"]
Pulau Penyengat benar-benar memiliki sejarah yang menyengat. Siapa nyana bahasa persatuan, bahasa Indonesia, lahir dari pulau berukuran mungil ini. Di sinilah pusat kajian bahasa Melayu dimana kemudian menjadi cikal bakal bahasa Indonesia. Ckckck sudah tua begini, saya baru tahu. Di pulau Penyengat terdapat bekas istana raja, makam raja-raja dan masjid yang megah. Detail pulau Penyengat akan saya ceritakan di artikel berikutnya.
Â
Selesai menngunjungi Pulau Penyengat kamilanjut mengunjugi Vihara Alokiteshvara, yang dibangun pada tahun 2009 yang lalu. mayoritas pendanaan datang dari donatur dan jemaat. Senang rasanya melihat keberagaman agama dan keyakinan yang hidup rukun dan damai di sini.
 [caption caption="Vihara Avalokitesvara yang Lapang"]
Tanpa dikomando, kompasianer yang sudah penasaran pun langsung masuk ke dalam kompleks wihara yang luas dan megah setelah sebelumnya tidak lupa meminta izin dari pengurus setempat, dikarenakan beberapa jemaat sedangf melaksanakan ibadah.dan mereka pun mengizinkan kami untuk mengabadikan momen langka itu. Rasanya damai di sini.
 [caption caption="Patung Buddha di Vihara Avalokitesvara"]
Matahari sudah terbenam waktu kami tiba di Bintan Resorts. Penginapannya amboi indah dan nyamannya. Usai menyegarkan badan, saya sudah siap tempur untuk menyantap hidangan seafood di The Kelong Seafood Restaurat.
[caption caption="Sambutan dari Perwakilan Nirwana Garden"]
Seafood jelas masakan kegemaran saya. Rasanya saya paling antusias melihat kepiting lada hitam yang terhidang di piring-piring besar. Dua kepiting langsung lenyap di perut. Kuliner seafood dan kuliner sepanjang Kompasiana Blogtrip Eco Resort di Bintan saya bahas di Gonggong si Siput Laut yang Menggoda di Pulau Bintan.
[caption caption="Sup Jamur Telur Cumi Sebagai Pembuka"]
Â
Hari Kedua Bermain dengan Gajah, ke Mangrove dan Uji Adrenalin dengan ATV
Hari kedua waktunya bermain-main dengan satwa berbelalai. Bukan hanya Lampung yang kondang dengan gajah, di Bintan ada juga kawanan gajah lucu, lincah, dan cerdas. Kami diajak berkeliling sambil naik gajah. Gajahnya lucu dan wajahnya ramah.
 [caption caption="Gajahnya Ramah"]
Â
Puas menonton atraksi gajah dan tarian kamipun meninggalkan NirwanA Garden menuju wisata mangrove, yaitu menyusuri sungai ekosistem Mangrove sejauh 7 km.
[caption caption="Susur ekosistem mangrove"]
Makan siang kami lakukan di mall kawsan Lagoi dan tepat pukul 4 sore kami sudah tiba di Treasure Bay, Lagoi untuk menikmati resort tersebut. Setelah cek in di The Canopy, petang harinya kami pun langsung bersuka ria menjelajah dengan ATV dan all terrain vehicle lainnya. Seru banget kebut-kebutan dengan ATV.
 [caption caption="Senang-senang Naik ATV"]
Pada hari kedua kami berpindah ke penginapan dari Nirwana Garden menuju ke Canopy. Kedua jenis penginapan ini saya buat artikelnya berjudul Bintan Resort: Kenyamanan Tanpa Mengabaikan Lingkungan. Makan malamnya bersantap di Bara-bara Cafe. Tubuh terasa lunglai di peraduan ditemani hujan deras yang makin membuat tidur lelap.
 [caption caption="Eco Resort di Canopy, Bintan Resort"]
Hari terakhir, mendung masih menggelayut. Tidap apa-apa sih, hawa Tanjung Pinang jadi segar dan bebas asap. Usai sarapan, saya kembali ke Jakarta bersama Bang Aswi. Rasanya puas berwisata di even Pesona Indonesia bersama Kementerian Pariwisata dan Kompasiana. Bisa menikmati suasana eco resorts di Bintan yang memberikan pengalaman berbeda. Acara Kompasiana Blogtrip Pesona Indonesia Eco Resort ini benar-benar seru, seru dan seru.
[caption caption="Sampai Bertemu Lagi Bintan"]
nb: foto-foto koleksi pribadi
