Habis makan siang dan rehat, kami langsung tancap gas menuju Pulau Penyengat dan Vihara Avalokitesvara. Hari pertama ini memang lebih banyak diisi dengan wisata budaya dan sejarah. Di kedua tempat ini ada banyak wawasan yang saya serap.
[caption caption="ke Pulau Penyengat"]
Pulau Penyengat benar-benar memiliki sejarah yang menyengat. Siapa nyana bahasa persatuan, bahasa Indonesia, lahir dari pulau berukuran mungil ini. Di sinilah pusat kajian bahasa Melayu dimana kemudian menjadi cikal bakal bahasa Indonesia. Ckckck sudah tua begini, saya baru tahu. Di pulau Penyengat terdapat bekas istana raja, makam raja-raja dan masjid yang megah. Detail pulau Penyengat akan saya ceritakan di artikel berikutnya.
Â
Selesai menngunjungi Pulau Penyengat kamilanjut mengunjugi Vihara Alokiteshvara, yang dibangun pada tahun 2009 yang lalu. mayoritas pendanaan datang dari donatur dan jemaat. Senang rasanya melihat keberagaman agama dan keyakinan yang hidup rukun dan damai di sini.
 [caption caption="Vihara Avalokitesvara yang Lapang"]
Tanpa dikomando, kompasianer yang sudah penasaran pun langsung masuk ke dalam kompleks wihara yang luas dan megah setelah sebelumnya tidak lupa meminta izin dari pengurus setempat, dikarenakan beberapa jemaat sedangf melaksanakan ibadah.dan mereka pun mengizinkan kami untuk mengabadikan momen langka itu. Rasanya damai di sini.
 [caption caption="Patung Buddha di Vihara Avalokitesvara"]
Matahari sudah terbenam waktu kami tiba di Bintan Resorts. Penginapannya amboi indah dan nyamannya. Usai menyegarkan badan, saya sudah siap tempur untuk menyantap hidangan seafood di The Kelong Seafood Restaurat.
[caption caption="Sambutan dari Perwakilan Nirwana Garden"]
Seafood jelas masakan kegemaran saya. Rasanya saya paling antusias melihat kepiting lada hitam yang terhidang di piring-piring besar. Dua kepiting langsung lenyap di perut. Kuliner seafood dan kuliner sepanjang Kompasiana Blogtrip Eco Resort di Bintan saya bahas di Gonggong si Siput Laut yang Menggoda di Pulau Bintan.
