Mohon tunggu...
opi novianto
opi novianto Mohon Tunggu... Lainnya - suka dunia militer

Suka otomotif dan dunia militer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tertular Gemar Wisata Bahari

20 Oktober 2015   21:16 Diperbarui: 22 Oktober 2015   19:08 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pelampung untuk Pelindung Saat Berolah Raga Air (dokpri)"][/caption]

Tertular penyakit itu bikin repot. Tertular gemar mengarungi pantai dan laut itu baru asyik. Gara-gara dipaksa kawan-kawan untuk snorkeling di Lovina, Bali, saya jadi suka mengintip bawah laut Indonesia yang indah. Setiap ada agenda island hoping, saya tak lewatkan untuk snorkeling.

Awal snorkeling itu tak nyaman di mulut dan hidung. Mulai dari snorkel yang harus “digigit” dengan mulut, membiasakan bernafas lewat mulut sehingga beberapa kali sempat tersedak air laut. Yeekks,,, asin dan pahit serta pedas rasanya di tenggorokan. Tapi setelah lima menit melakukan adaptasi alat, saya pun sudah mulai terbiasa. Beres dengan snorkel, setelah itu disibukkan dengan pelampung “apa adanya” yang diberikan penyewa, kuatir tenggelam, karena saya sama sekali tak bisa berenang. Tapi meskipun kondisi pelampung itu “apa adanya”, toh benda itu sukses membuat saya tetap terapung di permukaan air.

[caption caption="Kawan-kawan Ini Menulari Saya Gemar Snorkeling (dokpri)"]

[/caption]

Setelah beradaptasi dengan peralatan snorkel dan air laut yang dingin, maka saya mulai menikmati asyiknya snorkeling. Ikan berwarna-warni dan karang yang indah menyambut seketika saya mulai membenamkan kepala di bawah permukaan air. Tak puas-puasnya saya hilir mudik snorkeling untuk mencari spot terumbu karang terbaik dan kumpulan keramaian ikan hias, sehingga tak terasa jari tangan mulai berkeriput dan kawan-kawan mengajak untuk pindah ke tempat wisata berikutnya.

Di Bali memang ada banyak wisata bahari yang asyik. Saya mencoba olah raga air yang tergolong cukup menantang di Tanjung Benoa, seperti parasailing dan flying fish, dimana kita berbaring telentang di atas perahu dan kemudian perahu tersebut ditarik oleh speedboat sehingga lama- kelamaan terbang ke angkasa.

 [caption caption="Flying Fish Mendebarkan (dokpri)"]

[/caption]

Anjriit...sumpah ..memacu adrenalin banget karena itu perahu nyaris tegak berdiri 90 derajat dan pegangan/safety kita cuma pegangan ke dasar perahunya. Memang sih ada satu instruktur yang menjaga agar perahu tetap seimbang dan tidak terbalik di langit. Tidak terbayang kalau perahu terbalik dan kita terjun bebas ke laut dari ketinggian sekitar 20 meter. Hadeuh...Sedangkan parasailing tantangannya adalah ketinggian di atas laut dan saat mendarat ke pantai dimana sering salah tarik tali.

 [caption caption="Parasailing Banyak Ditawarkan di Tanjung Benoa (dokpri)"]

[/caption]

Meskipun parasailing dan flying fish seru, olah raga air favorit saya tetap snorkeling karena tidak perlu harus punya kemampuan untuk menyelam atau berenang, cukup dengan pelampung dan alat snorkel. Sejak kenal snorkeling di Bali, saya jadi nagih snorkeling di beberapa tempat bersama istri dan kawan-kawan di Belitung dan Manado. Bahkan, saya membelikan alat snorkeling buat saya dan istri agar tak perlu menyewa lagi sehingga lebih murah dan jauh lebih higienis.

Selain snorkeling saya tertarik mendayung perahu kano. Yaaah kebetulan waktu berwisata ke Belitung sempat mencicipi berkano. Setelah lelah snorkeling, kami mencoba berkano sekitar pantai saja, tidak perlu jauh-jauh. Kenapa? Karena menjelang Magrib saat air mulai pasang, ternyata arus air cukup kuat sehingga dapat menyeret kano menjauhi pantai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun