[caption id="attachment_386539" align="aligncenter" width="500" caption="Penampilan Datsun Go yang Trendi"][/caption]
Melihat penampilan Datsun GO+ Panca yangtrendi di jalan-jalan Kota Jabodetabek, membuat saya tergelitik untuk merasakan sendiri performanya. Dan kesempatan untuk menjajal Datsun GO+ akhirnya tiba ketika Kompasiana mengajak Kompasianer untuk mencobai tantangan hemat konsumsi BBM dari Datsun GO 21 Desember lalu. Datsun GO+ cukup nyaman untuk bermanuver secara aman dan santun di jalanan Jabodetabek. Satu lagi, seperti yang dijanjikan oleh produsen, Datsun GO+ tidak haus BBM, sehingga pengendara pun bisa tetap hemat berkendara jarak jauh.
Pada etape pertama saya duduk santai di jok paling belakang sambil mengamati interior Datsun GO+ meskipun tangan serasa gatal ingin segera mengemudikan Datsun GO+. Kesempatan untuk berada di balik kemudi Datsun GO+ saya peroleh pada etape kedua, dari Bukit Sentul menuju Taman Mini Indonesia Indah, tepatnya ke Hotel Santika Tamini. Dibanding etape pertama, etape ini sebetulnya termasuk rute pendek karena hanya sekitar 40 kilometer. Rute ini melalui jalan tol Jagorawi kemudian exit di gerbang tol TMII lanjut melewati mal Tamini Square dan menuju gerbang tol TMII untuk kemudian berputar balik dan memasuki Hotel Santika Tamini.
[caption id="attachment_386542" align="aligncenter" width="450" caption="Interior Datsun Go+"]
Flashback Sebentar
Pada etape pertama, pengemudi di tim kami, Tim 6, adalah Mas Raja. Di dalam mobil Datsun GO+ dengan nomor tiga, selain saya dan mas Arul, ada Mas Gapey Sandy, Mas Arul, dan juga Mas Kevin selaku panitia dari Kompasiana yang akan mengamati gerak-gerik kami.
[caption id="attachment_386544" align="aligncenter" width="352" caption="Mendapatkan Mobil Datsun GO+ Nomor Tiga"]
Setelah pengundian tim dan mobil, panitia pun menyampaikan briefing seputar ketentuan teknis test drive, pembagian map yang berisi peta rute. Para peserta juga diharapkan santai dalam test drive karena tantangan test drive ini tujuannya untuk uji hemat BBM. Panitia mewanti-wanti agar putaran mesin jangan sampai melampaui 2000 RPM.
[caption id="attachment_386551" align="aligncenter" width="300" caption="Rute Drive & Ride"]
Tepat pukul 8.00 WIB kami berangkat menuju check point I di Bukit Sentul dimana maksimal kedatangan pukul 10.00 WIB. Pada etape ini, Raja, driver kami berulang kami meminta para penumpang untuk “cerewet” mengajak ia ngobrol agar tidak mengantuk. Ya..karena untuk mengemudi irit, maka kecepatan dijaga pada kisaran 60-70 km saja, meskipun pagi itu Tol Jagorawi lengang. Berkali-kali mobil kami didahului oleh truk yang notabene adalah pengguna jalan yang biasanya jalan “merayap” di jalan tol. Tak terasa pukul 09.01 WIB kami sudah melewati exit Tol Gerbang Tol Cibubur dan pada pukul 09.30 WIB sudah keluar Gerbang Tol Sentul dan berbelok ke arah kiri menuju Check point.
Ketika Di Balik Kemudi Menuju Etape Dua
Meskipun perkenalan saya dengan Datsun GO+ terbilang singkat, saya tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan kemudi, persneling, rem, dan sebagainya. Hanya saja untuk rem tangan model retro dan persneling manual di bagian konsol dashboard, saya merasa sedikit perlu penyesuaian. Apalagi rem tangannya model tarik he..he..unik... serasa naek mobil Mitsubishi Colt tahun 80-an.
[caption id="attachment_386552" align="aligncenter" width="300" caption="Datsun Go+ Hitam Tim Enam"]
Pada etape kedua ini kami berhasil tiba pada pukul 11.35 WIB, lebih cepat dari tenggat waktu yang disyaratkan oleh panitia yaitu max jam 12.00 WIB. Selama etape kedua saya sempat melirik ke arah display pengukur rata-rata konsumsi BBM dan angkanya rata-rata 20,2 km—20,4/liter. Berarti hanya perlu sekitar dua liter BBM untuk perjalanan dari Bukit Sentul menuju TMII. Mantap.
Bagaimana rasanya mengemudikan Datsun GO+ ??? Remnya halus dan koplingnya pun terbilang “enteng” sehingga tidak bikin kaki pegal. Hanya saja persnelingnya dirasakan masih agak keras, terutama ketika mau masuk gigi 5 dan gigi mundur. Ketika berpindah lajur di tol, cukup nyaman dan tidak limbung. Rasa sedikit kurang nyaman saya rasakan untuk bagian kaki-kaki atau shock absorber terutama di roda belakang dimana terbilang cukup keras. Alhasil ketika melewati jalan yang bergelombang atau berlubang, guncangannya cukup terasa.
[caption id="attachment_386553" align="aligncenter" width="300" caption="Pengalaman Mengemudi Datsun Go+"]
Sepanjang rute etape kedua ini, saya mencoba semua perseneling bahkan sampai gigi 5. Yang penting tetap stay by the rule yaitu RPM mesin maksimal hanya boleh menyentuh angka 2000 saja. Dengan RPM yang tidak boleh menyentuh angka 2000, kecepatan yang diperoleh ada di kisaran 60 sampai dengan 75 km/jam saja dimana kecepatan seperti itu di tengah kondisi tol yang lengang membuat perjalanan terasa santai.
Isi Perut
Sebelum melanjutkan etape terakhir, kami pun dijamu makan siang di Restoran Krakatau, Hotel Santika Tamini yang merupakan unit bisnis Kompas Gramedia. Santap siang ini merupakan kesempatan untuk isi “full tank”, karena sejak berangkat dari Bentara Budaya baru diganjal oleh snack. Ada dua macam menu utama, menu nontradisional dan menu tradisional berupa nasi rames. Yang non tradisional mirip menu oriental terdiri dari nasi goreng, bihun goreng, cah causim, salad, dan sebagainya.
[caption id="attachment_386554" align="aligncenter" width="300" caption="Hotel Santika Tamini"]
[caption id="attachment_386557" align="aligncenter" width="300" caption="Aneka Salad"]
[caption id="attachment_386561" align="aligncenter" width="300" caption="Menu Tradisional"]
Karena sudah agak bosan memakan menu non tradisional saya pun berinisiatif untuk mencicipi yang nasi rames komplit. Setelah menyantap nasi rames, saya lanjutkan dengan hidangan penutup. Ada banyak hidangan penutup yang menggoda selera. Tapi akhirnya pilihan saya jatuh pada cake stawberry dan kue talam. Dessert pun saya santap sambil mendengarkan alunan dengung sunda nan memikat. Saus strawberrynya mantap benerr..meleleh di lidah...sluurpp. Ulasan menu tradisional dan konsep Hotel Santika Tamini akan saya ulas di artikel berikutnya.
[caption id="attachment_386563" align="aligncenter" width="300" caption="Aneka Hidangan Penutup Mulut"]
Etape Terakhir Paling ‘Panas’
Setelah acara berakhir, kami bersiap menuju etape ketiga yang merupakan etape terakhir. Pukul 14.12 WIB Datsun GO+ bergerak dari Hotel Santika Tamini menuju Bentara Budaya di Palmerah Selatan, Jakarta. Kali ini rutenya sengaja dipilih via jalan non tol alias melalui rimba kemacetan Jakarta yang sebenar-benarnya. Rutenya adalah Tamini -> Kampung Rambutan-> TB Simatupang -> Pondok Indah -> Palmerah Barat.
Kali ini Raja kembali mengajukan diri menjadi pengemudi. Ialah yang akan menghadapi tantangan seberapa ‘panas’ emosi selain tantangan irit. Berkali-kali ia harus menahan emosi akibat banyaknya pengguna jalan yang tidak tertib dan memotong lajur kami.
Dari TB Simatupang menuju perempatan Carefour Lebak Bulus, jalanan lumayan macet. Begitupun masuk Pondok Indah macet sampai Mal PIM. Tapi selepas lokasi tersebut hingga Bentara Budaya, jalanan relatif lancar dan Raja pun leluasa memacu mobil. Teng pukul 15.30 WIB akhirnya Tim Enam tiba di Gedung Kompas Gramedia.
[caption id="attachment_386569" align="aligncenter" width="300" caption="Konsumsi Irit Datsun GO+"]
Dengan segera panitia mengecek konsumsi BBM untuk menentukan Juaranya. Saya pun penasaran dan melongok sendiri ke display dashboard. Dapet berapa sih? Ternyata dapet 17,3 km/liter. Ini adalah perolehan total setelah mobil melaju dari titik start hingga garis finish. Saat melaju di ‘rimba’ Jakarta inilah tim kami mulai terpancing untuk memacu kendaraan dan hampir ‘melupakan’ tantangan irit.
Kamipun diajak ke Lantai 3 untuk pengumuman lomba, dan ternyata tim kami yang mengendarai Datsun GO+ nomor 3 berhasil menjadi juara pertama. Raja yang menjadi driver untuk 2 etape maju menjadi perwakilan tim. Kami pun mendapat hadiah sejumlah uang tunai dari panitia.
[caption id="attachment_386568" align="aligncenter" width="300" caption="Tim Enam Juara Satu (Raja Paling Kanan)"]
Yang lebih mengasyikkan panitia mengamini niat peserta agar dibentuk kompasianer khusus peggemar otomotif seperti grup kuliner dengan Kompasiana Penggemar Kuliner (KPK)-nya, agar nanti event-nya lebih seru seperti test drive produk otomotif selama beberapa hari, lebih lama (menginap) dan pastinya lebih mantap hadiahnya. Meskipun grupnya belum terbentuk, tapi niat panitia rupanya bukan sekedar janji dengan adanya keliling Jawa (Jakarta-Yogya) selama beberapa hari dengan menggunakan Datsun GO. Terima kasih Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H