[caption id="attachment_390286" align="aligncenter" width="400" caption="Kambing dan Sampah di Situs Keraton Surosuwan"]
Di Situs Keraton Surosuwan nampak kotor dan banyak ilalang, begitu juga dengan Benteng Speelwijck dan Makam Puteri Tiongkok. Ada banyak coretan dari tangan jahil di cagar budaya tersebut. Yang terawat hanyalah Klenteng yang telah berusia ratusan tahun karena masih aktif digunakan. Vihara Avalokitesvara ini merupakan salah satu klenteng tertua di Indonesia.
[caption id="attachment_390288" align="aligncenter" width="300" caption="Vihara Avalokitesvara yang Terawat"]
Satu lagi yang menyebalkan adalah banyaknya pungutan liar yang dilakukan oleh para preman. Mereka menarik pungli minimal Rp 2 ribu jika melintasi jalan menuju situs sejarah. Beda satu blok saja sudah ditarik lagi dan sifatnya memaksa. Heran, kenapa praktik tersebut dibiarkan. Dan tidak ada korelasi antara pungli tersebut dan kelestarian situs. Situs sejarah tetap teronggok pasrah dan pungli itu bisa jadi digunakan untuk perbuatan tercela.
Diakhiri dengan Pemandangan Pedesaan
Meskipun kesal melihat situs budaya dan sejarah yang tidak terawat serta pungli yang dibiarkan merajalela, kami cukup terhibur manakala-mengikuti anjuran penjaga keamanan klenteng- untuk mengambil rute yang berbeda menuju Jakarta, yaitu melewati jalan lokal yang menurut si Bapak masih akan melewati beberapa situs sejarah plus pemandangan pedesaan yang dipenuhi hamparan sawah di kanan kiri jalanyang membuat mata segar.
[caption id="attachment_390290" align="aligncenter" width="400" caption="Pemandangan Sejuk Menemani Perjalanan Pulang"]
[caption id="attachment_390291" align="aligncenter" width="400" caption="Hamparan Sawah Menyegarkan Mata"]
[caption id="attachment_390294" align="aligncenter" width="400" caption="Memandang Sawah Bikin Adem"]
Jalan tersebut akhirnya akan tembus ke gerbang tol Serang Timur, sedikit lebih jauh daripada Gerbang tol Serang Barat yang kami gunakan di awal perjalanan. Akhirnya Banten Lama hampir semuanya kami jejaki meski gagal ke Masjid Agung karena niat kami pupus setelah melihat adanya preman yang lagi-lagi hendak menarik pungli dengan kasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H