Mohon tunggu...
Teguh Yuswanto
Teguh Yuswanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis dan wartawan

Suka membaca yang berat berat, suka menulis yang ringan ringan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kebun

19 Januari 2024   22:00 Diperbarui: 19 Januari 2024   22:03 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KEBUN

Seorang teman bertanya kepada pengagum Fariduddin Attar. Seorang teman ingin dijelaskan tentang sebuah Kebun, dari sudut pandang pengagum Attar. Tentu dia juga punya pandangan dan definisi sendiri. Yang boleh jadi lebih tepat dan cocok dengan kondisi sekarang. Tentu dia punya alasan khusus. Ingin tahu bagaimana pengagum Attar memandang sebuah kebun.

Jika pandangannya berbeda tentu akan melengkapi pikirannya. Jika sejalan,  akan makin meneguhkan pendapatnya.

Kenapa seorang teman perlu bertanya kepada pengagum Attar? Mungkin sesungguhnya dia ingin bertanya kepada Attar.

Attar seorang pedagang parfum yang hidup seribu tahun lalu, namanya tetap harum setelah memilih jalan sufi.

Lalu pengagum Attar mulai bicara, " Kebun adalah lahan produktif. Terserah mau kau tanami apa. Tanam bunga akan tumbuh bunga. Tanam jagung akan tumbuh jagung. Asal jangan sampai dibiarkan kosong. Akan tumbuh segala macam semak dan onak yang tidak engkau kehendaki. Sesungguhnya kebun adalah cakrawala berpikir mu yang ada di dalam jiwamu. Jika pikiranmu kau isi dengan cinta, maka akan tumbuh kasih sayang. Jika pikiranmu diisi dengan kebencian karena perbedaan, maka akan tumbuh radikalisme. Pagari kebunmu. Jangan sampai dimasuki orang yang akan menanam isme yang merusak jiwa mu. Karena percaya atau tidak, isme inilah yang akan membawamu ke sorga atau neraka."

Kebun itu bukan hanya ada di dalam jiwa.
Setiap aspek kehidupan ada kebun.
Seorang bocah yang masih polos adalah kebun yang masih kosong. Menunggu diolah dan ditanami ragam pikiran. Kamu harus percaya kata kata. Karena saat kamu menolak untuk percaya pun menggunakan kata kata. Kata kata itulah, daun daun hijau kebun mu.

Kebun adalah lahan produktif yang bukan saja menentukan masa depan dirimu. Tapi juga masa depan bangsa. Kebun adalah simbol kaum perempuan. Bajak dan garaplah dengan baik agar tumbuh benih yang baik.

Lalu pengagum Attar itu pun berhenti sejenak untuk berkata kata. Dan kemudian melanjutkan kata katanya lagi setelah menyedot kretek yang telah dinyalakan dari tadi.

Lalu dia pun berkata, " Kebun tembakau akan melahirkan banyak perokok perokok baru. Kebun anggur akan melahirkan penyair salon dan pemabuk. Kebun teh akan makin menegaskan betapa cantiknya dia ketika sore sore berada di tengahnya.

Kebun tebu, akan menambah para penderita kencing manis.

Tapi tidak selalu kebun menumbuhkan keburukan. Banyak juga manfaatnya.

Setidaknya tak ada yang benar benar terbebas dari risiko. Semua ada risikonya. Jika ingin merasakan nikmat, berbicara sambil nyeruput teh Nasgitel dan merokok dengan nikmat, sambil membayangkan dia, ketahuilah semua ada harganya.

Dan pengagum Fariduddin Attar itu adalah aku.

Jakarta, 19 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun