Dari berbagai rupa yang engkau perlihatkan pada sejuta mata
ternyata semuanya adalah pura-pura.
Tak mudah orang bedakan antara rupamu dengan pura-puramu
Sebab rupa yang selama ini lara menjadi gembira
ketika terhipnotis oleh pura-puramu yang berupa-rupa.
Bahkan elang yang seringkali menentang
sempat terkesimak mendengar kata-katamu yang juga pura-pura.
Rupamu tak pernah lepas darin pura-puramu
Sehingga menjadikan rupamu indah
seindah purnama
harum seharum mawar
menarik semenarik bintang.
Namun hatimu jelek sejelek serigala
busuk sebusuk bangkai
dan menjijikkan melebihi kotoran babi
Di mataku, kau ini hanyalah bangkai
dan hatimu lebih busuk daripada bangkai
Dan kini,
semuanya sudah tahu bahwa kau sedang berpura-pura.
Rupa yang kau percantik selama ini hanyalah kepalsuan
sebab substansimu tak secantik rupamu
dan tabir penutup kebohonganmu itu
telah terbakar oleh api dendamku
hingga cacatmu terlihat oleh diriku
dan jagad raya ini.
Hai rupa…!
Sampai kapan kau akan terus berpura-pura
pada purnama yang telah menggenapkan malammu
pada api yang telah membakar habis topengmu
dan pada diriku yang menggenggam pita suaramu.
Padahal bamgkai yang kemarin engkau kubur
kini baunya menyeruak hingga belahana dunia
Apakah kau akan menguburnya lagi…?!
Ah, sudah aku bosan dengan pura-puramu yang berupa-rupa
Gapura, 03-06- 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H