Mohon tunggu...
Oparton J Tarihoran
Oparton J Tarihoran Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang penikmat tape, yang tidak menyukai politik tapi menyukai berita politik

Seorang penikmat tape, yang tidak menyukai politik tapi menyukai berita politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Panggung Saiful Jamil, Bobroknya Empati dan Nurani di Ruang Publik

7 September 2021   06:00 Diperbarui: 7 September 2021   05:58 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan vonis hukuman 3 tahun penjara kepada Saiful Jamil setelah terbukti bersalah dalam tindakan kejahatan seksual terhadap anak. Vonis tersebut kemudian diperberat dalam upaya banding menjadi 5 tahun penjara. 

Kemudian Saiful Jamil mengajukan Peninjauan Kembali (PK) di Makamah Agung pada November 2017, akan tetapi kembali kandas. Makamah Agung menyatakan Saiful Jamil bersalah dan melanggar pasal 292 KUHP tentang pencabulan.

Saiful Jamil meringkuk di penjara sejak vonis bersalah sebagai pelaku kejahatan seksual terhadap anak pada 14 Juni 2016. Setelah mendekam di penjara sekitar 5 tahun lebih, Saiful Jamil keluar pada Kamis 02 September 2021. Saiful Jamil bebas setelah mendapat remisi atau pengurangan masa hukuman kurang lebih 30 bulan.

Saya tidak akan mempersoalkan apakah remisi yang didapat Saiful Jamil adil atau tidak. Karena remisi itu hak setiap narapidana. Dan pastinya remisi diberikan sesuai aturan hukum yang berlaku di negara ini.

Saya juga tidak mempersoalkan sambutan keluarga Saiful Jamil saat keluar dari penjara. Setiap keluarga tentunya berhak berbahagia saat ada anggota keluarga yang kembali kerumah setelah sekian lama mendekam di penjara.

Saya juga tidak keberatan jika Saiful Jamil disambut keluarga dengan mobil mewah dan diarak berkeliling kota. Layaknya seorang pahlawan kemenangan yang baru pulang dari medan perang. 

Kalau merasa perlu, keluarga juga boleh menjemput Saiful Jamil dengan kereta kencana atau dengan helikopter sekalian. Ataupun jika perlu dan banyak uang, keluarga Saiful Jamil bisa mengadakan pesta pora 7 hari 7 malam non stop menyambut kepulangan Saiful Jamil. Saya tidak mempersoalkan. Itu hak mereka.

Saya juga tidak mempersoalkan jika ada sekelompok orang yang memberi dukungan kepada Saiful Jamil. Karena setiap orang berhak untuk suka atau tidak suka dengan seorang lainnya. Dan saya tidak punya urusan dengan suka atau tidak suka setiap orang.

Saya hanya merasa geram dan sangat marah saat sambutan terhadap Saiful Jamil diekspose ke ruang publik.

Saya merasa sangat marah saat ada stasiun televisi nasional memberi panggung dan mempertontonkan seorang Saiful Jamil yang baru keluar dari penjara karena kasus kejahatan seksual terhadap anak di ruang publik.

 Hai para pemilik stasiun tv dan producer yang telah memberi panggung pada Saiful Jamil.

Tidak kah kalian tau kalau Saiful Jamil dipenjara karena kejahatan seksual terhadap anak? Apakah kalian tidak tau kalau kejahatan seksual terhadap anak itu sebuah kejahatan biadab?

Hai para pemilik stasiun tv dan producer yang telah memberi panggung pada Saiful Jamil.

Pernah kah kalian berpikir, bagaimana perasaan anak yang menjadi korban kejahatan seksual Saiful Jamil  saat melihat Saiful Jamil  muncul di tv dengan perasaan tidak bersalah? Mungkin trauma si korban belum juga pulih, atau jika pun pulih munculnya si pelaku akan membangkitkan kembali trauma yang pastinya akan mempengaruhi kejiwaan korban.

Hai para pemilik stasiun tv dan producer yang telah memberi panggung pada Saiful Jamil.

Tidakkah kalian berpikir bagaimana perasaan Bapak, Ibu dan keluarga dari korban yang saat melihat pelaku kejahatan seksual terhadap anaknya malah cengar-cengir di layar kaca?

Hai pemilik stasiun tv dan producer yang memberi panggung pada Saiful Jamil.

Coba kalian bayangkan jika yang menjadi korban pelecehan seksual Saiful Jamil adalah anakmu atau cucumu?

Hai pemilik stasiun tv dan producer yang memberi panggung pada Saiful Jamil.

Seandainya korban kejahatan seksual Saiful Jamil adalah anakmu atau cucumu, tidakkah hatimu  terkoyak saat melihat "senyum kemenangan" Saiful Jamil di layar kaca di depan matamu?

Dimana empatimu?

Dimana Nuranimu?

Cukuplah Saiful Jamil yang cengar-cengir serasa tidak pernah bersalah. Karena memang dia tak tahu malu..  

Hai pemilik stasiun tv dan producer yang memberi panggung pada Saiful Jamil.

Buka Matamu!

Buka Hatimu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun