Dia jatuh bersimpuh disamping ranjang Bening, yang tengah koma dengan jarum infus ditangan dan oksigen di hidung nya. Dokter mengatakan : Bening mengalami benturan yang sangat keras di bagian kepala hingga menyebabkan kematian pada batang otak nya, beliau menambahkan Bening tak akan mampu bertahan lebih lama lagi.
Hampir seminggu sudah Richard setia mendampingi, kesehatan Bening semakin lama semakin menurun.mungkin hanya tersisa beberapa hari lagi, beberapa jam, atau bisa jadi lima menit lagi. Air mata nya turun setiap kali melihat Bening menarik nafas, berulang kali ia menggerakan tangan dan kaki nya berharap bening segera tersadar dari mimpi buruk.
Lama tak terlihat, bayangan Bandung dan Kiara muncul kembali dihadapan mereka berdua seolah berusaha menyemangati Richard. Seketika teringat Janji suci yang mereka ucapkan. Mungkin kah bisa terwujud dikehidupan ini?, atau mereka harus mengulang kejadian yang sama dikehidupan selanjut nya?.
Namun apakah ada yang bisa menjamin Richard dan Bening untuk bertemu kembali dikehidupan selanjut nya?, mengingat mereka baru bertemu kembali setelah 200 tahun terpisah. Sanggup kah mereka sabar menunggu selama itu?.
Richard menggelengkan kepalanya, sebuah ide gila muncul. dikumpulkan lah semua anggota keluarga baik dari pihak Bening dan dirinya, ia mengutarakan keinginan nya untuk mempersunting Bening saat ini, agar dapat pergi dengan ikhlas dan tenang. Tentu keinginan itu di tentang oleh Ayah nya Bening begitu juga dengan papah nya Richard, namun tidak dengan ibu nya Bening yang justru mendukung keinginan nya Richard. “Biar lah dia merasakan kebahagiaan terakhir, sebelum akhir hayat nya”. kalimat itu seolah membuka pikiran dan hati orang-orang yang tak setuju.
Rencana nya sore nanti akad nikah nya akan dilangsungkan, namun karna kondisi Bening yang semakin menurun mendesak mereka semua untuk segera melangsungkan pagi ini, Penghulu dipanggil kerumah sakit,mereka bersiap untuk melangsungkan akad. Richard terlihat menawan dibalik balutan jas dan kemeja putih nya.
“Sah!”
Ucap seisi Ruangan seusai Richard membaca ijab Kabul, penghulu tersenyum menyalami Richard. Air mata Bening turun membasahi kedua pipi nya dua jari ditangan kanan nya bergerak sebanyak tiga kali seolah menginsyaratkan kebahagiaan. Resmi sudah Richard dan Bening menjadi suami-istri.