Alokasi Dana dari Pemerintah Indonesia Rp71 triliun untuk program MBG pada APBN 2025 (Rp 63,356 T untuk pemenuhan gizi nasional dan Rp 7,433 T untuk pengadaan kelengkapan dan dukungan Program MBG).
Menurut Badan Gizi Nasional (RDP dengan DPR RI pada 2024) mekanisme pengadaan dan penyaluran paket MBG adalah
- Membangun Dapur Pusat
- Membangun Dapur (di) Sekolah atau Pesantren yang jumlah peserta didik minimal 2.000 orang
- Melayani di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dalam waktu setengah jam. Wilayah yang harus dijangkau dalam satu hari, Â dikirimkan dengan menggunakan paket vacuum. Daerah terpencil, dilakukan setiap satu bulan atau satu minggu.
Pengadaan Paket MBG, BGN membentuk atau membangun sekitar 100 Satuan Pelayanan (penyimpanan bahan mentah, lemari pendingin, Dapur Pusat, Dapur Sekolah, Ruang Makan, dll) senilai sekitar Rp 1.5 M dengan Peralatan atau perabot Rp700 J.
Beberapa Catatan Krusial
Secara keseluruhan, Program Makan Bergizi Gratis merupakan langkah yang positif dalam upaya pemerintah untuk mengatasi masalah gizi di Indonesia. Dengan perencanaan yang matang, pengawasan yang ketat, dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, program ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Gagasan Program MBG Â menargetkan kelompok rentan gizi seperti ibu hamil, menyusui, balita, dan seluruh siswa di berbagai jenjang pendidikan. Cakupan yang luas ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan status gizi masyarakat. Ini termasuk terobosan yang cerdas.
Program MBG memiliki potensi besar untuk meningkatkan status gizi masyarakat, terutama anak-anak sekolah. Namun, ada sejumlah hal penting yang patut diperhatikan; antara lain
Mekanisme Distribusi yang Terstruktur. Penggunaan sistem scan untuk absensi siswa dan pencatatan pengambilan makanan menunjukkan upaya untuk (i) memastikan distribusi makanan yang efisien dan akuntabel, atau (ii) membuat rumit dan antrean panjang; karena waktu makan yang terbatas
Distribusi yang Merata. Menjamin distribusi makanan yang merata ke seluruh wilayah, terutama di daerah terpencil, akan menjadi tantangan tersendiri. Ketersediaan infrastruktur yang memadai dan logistik yang baik sangat diperlukan.
Fokus pada Daerah Terpencil: Pembentukan dapur pusat dan dapur sekolah, serta penggunaan paket vakum untuk daerah terpencil, menunjukkan upaya untuk menjangkau seluruh wilayah di Indonesia, termasuk daerah yang sulit diakses.
Standarisasi Fasilitas. Pembangunan satuan pelayanan dengan peralatan yang lengkap bertujuan untuk menjamin kualitas dan keamanan makanan yang disajikan.