Suatu Usulan Sederhana
Ternyata, belum ada kesepakatan tentang bentuk-bentuk praktis, mudah, merakyat dari MB tersebut; itu yang saya dapat dari sejumlah teman lintas iman di Kementerian Agama, PT Agama, dan aktivis Dialog Antar Umat Beragama.
Hal tersebut terjadi karena masih ada pendapat bahwa "Ajaran Agama harus diterapkan apa adanya, tidak boleh dirubah, sepanjang ruang dan waktu!" Ini hal yang serius dan rumit.
Jadinya, walau manusia semakin modern tapi, soal beragama ia kembali ke era kuno; era ketika ajaran agama tercipta atau dimunculkan. Ini membuat MB gagal dan tidak berfungsi.
Lalu, apa yang bisa dilakukan? Ini ada usulan sederhana dalam frame Moderasi Beragama
- Menggiatkan dan mengdepankan Literasi Beragama, agar umat semakin cerdas memahami agama sendiri dan orang lain
- Melepaskan ajaran agama dari unsur-unsur budaya wilayah agama itu muncul. Misalnya, makanan, pakaian, asesoris, dan lain-lain
- Menghapus ataupun meminimalisir tafsiran teks-teks yang bersifat dan menjurus pada pemisahan, ketidaksukaan, membeda manusia dan kemanusian; termasuk 'menghapus warisan kebencian masa lalu' pada era kekinian
- Kontekstualisasi ajaran agar kena mengena dengan sikon keragaman serta kebersamaan hidup dan kehidupan; hidup dan kehidupan manusia yang penuh keragaman beda latar belakang
- Dialog penuh kecerdasan antar umat beragama; yang memunculkan dan membangun kesamaaan serta persamaan sama lain
- Meniadakan sebaran apoleget dan debat ajaran agama, yang cenderung menista serta menghina keagamaan orang lain. Termasuk publikasi media dan terbitan buku yang 'menghajar' ajaran agama lainnya
- Membangun ruang terbuka interaksi umat di area publik tanpa sekat-sekat asesoris keagamaan. Misalnya, itu dan ini untuk umat tertentu; yang lain di sana atau tempat lain.
###
Selanjutnya? Ya, semuanya berproses. MB membutuhkan kebersamaan dan sama-sama-sama berproses.
So. Dalam kebersamaan itu pula, semua orang, termasuk anda dan saya, sama-sama melakukan Moderasi Beragama
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H