Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Sehat

"Hantu PMK" dan Idul Adha

2 Juli 2022   14:01 Diperbarui: 8 Juli 2022   19:38 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bogor, Jawa Barat | Rabu kemarin, 29 Juni 2022, hasil sidang Isbat Idul Adha 2022, Pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Adha 2022 jatuh pada tanggal 10 Juli 2022. Tanggal pasti dan jelas untuk segenap umat Islam di Indonesia; kecuali Muhammadyah yang menetapkan tangga 9 Juli 2022.

Apa pun penetapan dan perbedaannya, Idul Adha sudah terhitung hari. Diberbagai penjuru Negeri muncul lapak-lapak (dadakan) jual sapi, domba, kambing untuk korban, termasuk di sekitar tempat tinggalku. Lapak dadakan tersebut kadang memancarkan bau yang lumayan menusuk hidung. Tapi, Ok lah; namanya juga dadakan.

Ketika Idul Adha makin mendekat, penyakit mulut dan kuku hewan merambah di mana-mana. PMK telah menyerang 298.474 ekor hewan di 223 kabupaten/kota, pada 19 provinsi. Terutama provinsi yang terkonsentrasi umat Islam atau (akan) melaksanakan korban pada waktu Idul Adha.

Mengenal PMK

Biang kerok foot and mouth disease atau FMD (Indonesia: Penyakit Mulut Kuku atau PMK) ini, ada genus Aphtovirus, famili Picornaviridae. Virus tersebut, menyerang hewan berkuku belah baik hewan ternak maupun hewan liar seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa/kijang, onta dan gajah.

Masa masuknya virus sampai timbul gejala berkisar antara 2-8 hari; hanya berkisar seminggu. Waspada! Jika hari ini hewan (untuk) korban terlihat sehat;  bagaimana pada Minggu depan?

Umumnya hewan yang terkena PMK menunjukan suhu hewan (yang terjangkit) mencapai 39-40 % C, tidak makan, mulut berbusa, lemah, terjadi memar atau pun luka (bukan karena benturan atau benda tajam) pada area mulut mulut: termasuk lidah, gusi, pipi bagian dalam dan bibir,  kaki: tumit, celah kuku,  liang hidung, moncong, dan puting susu.

Belum Merupakan Pandemi

Kini, ingat: Seminggu jelang Idul Adha, sebaran PMK sudah di 19 provinsi. Namun, Badan Nasional Penanggulangan Bencana belum menetapkan sebagai bencana atau pandemi. BNPB masih menilai sebagai dalam kondisi darurat.

Itu juga bermakna, aparat terkait sementara berusaha untuk menahan laju penyebaran, mengisolosi dan mengobati hewan yang sakit, serta mengawasi semua lapak hewan (yang dipersiapkan dan dijual untuk) korban pada waktu Idul Adha.

Sementara itu, menurut Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia atau PPSKI, jumlah hewan ternak yang terpapar PMK jauh lebih banyak dari data pemerintah; bisa mencapai sepuluh kali lipat; karena sifat PMK yang mudah menular.

####

Jejak digital menyatakan bahwa PMK memang tidak berbahaya pada manusia (walau memakan daging hewan yang terkena), namun bisa ada dampak ikutan setelah beberapa hari.

Apalagi, virus PMK termasuk rumur panjang; bertahan hidup lama di lingkungan terhindar dari matahari, suhu dingin dan adanya bahan organik yang berasal dari makhluk hidup.

Manusia bisa terkena PMK Hewan jika minum susu atau makan daging (hewan terkena PMK) yang kurang baik pengolahannya. Gejala pada manusia, umumnya demam, sakit tenggorokan, ada luka pada kaki dan mulut serta lidah.

Walau seperti itu, tetap waspada terhadap 'hantu PMK.'  Waspada! Jika hari ini hewan (untuk) korban terlihat sehat; bagaimana pada Minggu depan. Ingat juga, PMK termasuk virus yang cepat berpindah dan mutasi.

Untuk mencegahnya, tentu ada peran Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota. Oleh sebab itu, ada baiknya para penerima dan pengelola Hewan Korban, perlu membangun jalur langsung dengan tenaga medis kehewan pada Dinas Peternakan Kabupaten/Kota. Mereka diminta untuk memeriksa hewan korban sebelum disembelih.

Cukuplah!

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Sehat Selengkapnya
Lihat Indonesia Sehat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun