Depok, Jawa Barat | "Nasdem merokomendasikan  Mohammad Andika Perkasa, Gandjar Pranowo, dan Anies Rasyid Baswedan sebagai Capres Pilpres 2024!" Sudah diduga banyak pengamat, termasuk saya.
Hal itu menggejala seturut Survey Litbang Kompas 17-30 Januari 2022; Elektabilitas Capres, 1. Prabowo Subianto, 26,5 %, 2. Ganjar Pranowo, 20,5 %, 3. Anies, 14,2 %, dan 9. Andika Prakasa, 2 %. Tentu ada pertimbangan politik dari Nasdem sehingga tidak 'memilih' Prabowo Subianto tapi menaikan Andika.
Apa pun keputusan Nasdem, kita, termasuk saya yang pemegang KTA Nasdem, harus hormati. Tapi, patut diingat bahwa rekomendasi tersebut "masih bersifat penawaran" ke publik; bukan sudah merupakan suatu kepastian dukungan dan usungan. Ingat: Protap baku dalam politik, hanya ada satu kepastian yaitu ketidakpastian.
Dukungan dan usungan Nasdem, pada Pilpres 2024, bisa berubah (Nama) jika nama-nama diatas 'tidak laku dijual' ke Parpol lainnya. Apalagi Nasdem, tak mencapai 20 % Parlemen Threshold agar mencalonkan sendiri Kandidat Presiden/Wapres.
Lalu, mengapa Nasdem mengusung nama-nama tersebut? Surya Paloh sudah sampaikan pada pidatonya! Tapi, sekali lagi, dalam 'Dunia Politik,' penyataan pertama dan dini dari politisi biasanya bukan hal yang sebenarnya; ada agenda atau rencana yang tersembunyi. Jadi, jangan tanggapi serius apalagi GR karena nama disebut Nasdem.
Namun, bila menduga-duga, maka penyebutan tiga nama tersebut dalam rangka memantapkan dukungan dan kiblat dari rakyat (utamanya calon pemilih, bukan anggota Nasdem, serta simpatisan Nasdem).
Pilihan pada Gandjar Pranowo karena hingga saat ini, ia merupakan 'Kandidat Next Jokowi.' Paling tidak, sudah banyak orang melihat hal tersebut; sementara PDIP masih bersusah payah gerilya untuk Puan Maharani. Nasdem melihat peluang mendapat dukungan rakyat dan pemilih Non-PDIP. Dengan merekomendasikan nama Gandjar Pranowo, maka rakyat dan pemilih Non-PDIP tersebut berpihak pada Nasdem. Inilah cerdasnya kecerdasan Nasdem.
Nama Anies Baswedan, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, ia masuk dalam rekomendasi Nasdem. Ini juga mirip pilihan terhadap Gandjar Pranowo. Nasdem membutuhkan dukungan dari pendukung Anis, terutama di DKI Jakarta. Dan, jika tak 'terjual' hingga ke KPU Pusat, itu bagaimana nanti; Surya Paloh bisa atasi.
Nama Andika Perkasa; jelas, ia belum punya massa pendukung, selain dari Keluarga Besar TNI. Sehingga saya melihat sebagai suatu upaya menaikan Elektabilitas Sang Jenderal dan asas persahabatan Surya Paloh dengan mertua Andika. Agaknya, jika elektabilitas Andika meroket, maka porsi Kandidat Wapres sudah pas untuknya.
Walaupun sikon seperti di atas, pesan saya, "Gandjar, Andika, dan Anies jangan GR, karena pertarungan politik masih berlangsung. So, tetap kerja atau laksanakan tugas dengan baik dan benar. Biarlah semuanya seperti air sungai mengalir."