"Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi (Tabib Lukas 24.21)"
Ini adalah penggalan kisah pasca Kebangkitan Yesus atau Paskah. Ketika itu, Peristiwa penyaliban, pemakaman, menjadikan banyak murid-murid Yesus putus asa, sedih, kekecewa.
Tabib Lukas menulis ulang tuturan tentang kehadiran Yesus di antara dua orang pengikut-Nya yang sementara berjalan pulang kampung. Keduanya berjalan pulang dalam sikon kekecewaan dan kelelahan setelah menyaksikan banyak peristiwa sekitar Paskah di Yerusalem.
Ketika itu, Yesus hadir, dan berdialog dengan mereka. Mereka berkata kepada Yesus, "Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan ...!"
Ya, mereka berharap pada Yesus yang revolusiner, memimpin revolusi, membawa perobahan politik, bahkan sebagai sosok utama untuk mengusir penjajah Romawi dari Yudea. Namun, faktanya, Yesus dihukum mati, mayat-Nya pun hilang.
Ya. Kedua orang murid tersebut, jujur tentang harapan besar pada Yesus sebagai Manusia biasa. Ketika, harapan tersebut tidak tercapai, mereka pun kecewa, putus asa, bahkan kembali ke dalam hidup dan kehidupan fatalistis.
Kadangkala interaksi, mungkin saja kita, anda, dan saya, dengan sesama karena ada harapan yang ingin dicapai atau diraih. Tapi, ketika harapan tersebut pupus, maka yang muncul adalah orasi dan narasi kekecewaan, wajah muram dan sedih; serta melupakan harapan tersebut dengan alienasi sosial atau pun bersembunyi dan menjauh dari interaksi hidup dan kehidupan. Yesus melihat sikon dan konteks seperti itu.
Ia hadir di antara kedua murid, sebagai bentuk perjumpaan ulang; dan menyembuhkan luka-luka bathin mereka. Ia juga bisa hadir dalam perjalanan hidup dan kehidupan seseorang, termasuk anda dan saya; dan kehadiran tersebut bisa menyembuhkan luka-luka bathin.
Bagaimana dengan diri anda?
Saat ini, kita, anda, saya, ada dalam perjalanan hidup dan kehidupan dengan segenap pernak-pernik.Â
Peka terhadap kehadiran Yesus dalan perjalanan tersebut. Juga, terjadi perjumpaan yang menyembuhkan luka-luka bathin
Amin
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H