Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terulang! Pengasuh Ponpes Hamili Santriwati

27 Maret 2022   18:49 Diperbarui: 28 Maret 2022   06:58 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AA mendekati RC, awalnya tentu saja sebagai guru dan murid, serta memberi harapan bahwa RC dipersiapkan menjadi pemimpin di Ponpes dan mendapat uang harian Rp 500-700 ribu. Dalam rangka persiapan tersebut, RC selalu bersama AA.

Suatu waktu, AA pun menjalankan aksi bejad terhadap RC. RC tak kuasa menolak atau pun melaporkan ke orang tuanya. Ia, dalam kepolosannya, masih percaya pada janji AA. AA pun dengan leluasa dan berulangkali menggagahi RC. 

Januari 2022 RC hamil; AA menikahi siri RC, tanpa sepengetahuan orangtuanya. Dalam keadaan hamil dan status sebagai isteri siri AA, RC bercerita tentang keadaan dirinya kepada orang tuanya.

Orang tua RC tidak menerima perlakuan AA terhadap putrinya. 19 Januari 2022 Orang tua RC melaporkan AA ke Polres Kukar. Tapi, AA sudah lari dan bersembunyi di Tuban, Jawa Timur.

Polres Kukar meminta bantuan Polres Bojonegoro, dekat Tuban, berhasil melacak keberadaan AA. 24 Maret 2022, AA menjadi tahanan Polres Kukar.

Sementara itu, RC yang hamil menjadi  trauma, tidak mau sekolah. Untuk pemulihan, RC dalam penanganan Dinas Perberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kukar 

Kisah nyata di atas, sekali lagi, ya terulang kembali terjadi di Negeriku. Fakta pilu dan membuat sesak di dada tentang Pimpinan dan Pengasuh Ponpes mencabuli dan menghamili santriwati. Kejadian yang sama terjadi di berbagai penjuru Tanah Air.

Mengapa semuanya itu bisa terjadi? Ada yang salah di Negeriku? Ada yang tak beres pada pola pendidikan? Ada yang tak pas pada perilaku diri para Pengasuh tersebut? Dan, masih banyak pertanyaan lain; ya hanya bertanya tanpa jawaban yang pasti.

Sebagai orang yang memulai karier sebagai guru SD tahun 1982 di Jawa Tengah, jika ada kasua seperti AA, saya berpikir lama dan berhari-hari tentang hal tersebut, sambil berupaya menemukan jawaban yang tepat atau pun paling mendekati.

Namun, semuanya tak terjawab pasti, walau   semua peristiwa tersebut mirip. Karena kemiripan itu, tentu perlu ada upaya agar tak terulang. Tapi, siapa yang harus lakukan? Karena sangat banyak remaja putri butuh pendidikan, dan Ponpes adalah salah satu Institusi Pendidikan yang umumnya terjangkau secara biaya dan geografis.

Tak bida dibantah bahwa posisi penting Ponpes dalam ranah pendidikan umum berbasis agama, telah membuat banyak orang tua mengirim anaknya ke sana. Hal itu bisa terjadi karena harapan dan keyakinan bahwa putra/i mereka akan menerima pendidikan dan binaan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun