Fallacy, 'sesat pikir,' bermakna kerancuan pikir yang diakibatkan oleh ketidakdisiplinan pelaku nalar dalam menyusun data dan konsep, secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini juga bisa diterjemahkan dalam bahasa sederhana dengan berpikir 'ngawur.' Mereka yang melakukan sesat pikir, dengan sengaja menyesatkan orang lain; padahal si pengemuka pendapat yang diserang tidak sesat pikir.
Pada konteks itu, orang berusaha memengaruhi khalayak ramai dengan argumentasi-argumentasi yang menyesatkan, dan disampaikan melalui pidato-pidato agar terkesan hebat sebagai orator-orator ulung. Umumnya yang sengaja ber-fallacy adalah orang menyimpan tendensi pribadi dan lainnya.
Mereka yang berpikir ngawur tanpa menyadarinya adalah orang yang tidak menyadari kekurangan dirinya atau kurang bertanggungjawab terhadap setiap orasi, narasi, dan pendapat yang dikemukakan atau disampaikan ke area publik.
Fallacy sangat efektif dan manjur untuk melakukan sejumlah aksi tak bermoral, seperti mengubah opini publik, memutar balik fakta, pembodohan publik, provokasi sektarian, pembunuhan karakter, memecah belah, menghindari jerat hukum, dan meraih kekuasaan dengan janji palsu.
LA Terace, Jakarta Selatan | Pernahkah dirimu mengalami debat (Delta dan Virtual) tak berujung, kemudian Silawan, tiba-tiba marah, maki-maki, atau pun menyerang ciri-ciri fisik, ras, keluarga, latar belakang anda, bahkan main ancam?
Jika Ada! Maka Itu adalah Indonesia; tepatnya itulah gaya tetap mayoritas Orang Indonesia Pengguna Medsos. Ya. Itulah "gaya tetap" yang selalu muncul di/pada sejumlah platform Medsos. Tak terbantahkan.
Gaya pengguna Medsos Indonesia seperti itu, jadikan Warganet Dunia menilai bahwa Nitizen Negeri Tercinta ini adalah Terjahat di Dumay. Apa mau dikata, itu fakta. Prihatin.