Karena sebagai "makanan tentara," ketika pasukan Kubilai Khan menyerang Kediri tahun 1292, juga membawa tahu. Saat pasukan Kublai Khan kocar-kacir oleh tentara Raden Widjaja, mereka pulang ke Tiongkok. Tapi ada yang bergabung dengan Raden Widjaja; mereka inilah yang memperenalkan tahu (juga taoco, kecap, tempe, bakso, mie, dan sejenisnya) ke rakyat Nusantara, khususnya Jawa.
Kini, aneka makanan asli Tiongkok tersebut, sudah merata Indonesia; hampir semua orang suka; apalagi makan saat panas plus cabe/sambal pedas. Sekarang, khususnya di LA, Kampungku, ada gerobak dorong jual tahu isi (tahu + sayuran), Â jadi makanan favorit jika duduk di teras.
Tahu Cover dan Tahu Isi
Tahu yang ini, bukan makanan tapi bisa "dimakan" kapan dan siapa saja; yaitu sejumlah data, fakta, dan bukti yang menjadi dasar memahami sesuatu. Tahu bisa muncul dari paduan melihat dan baca, serta pengalaman mengalami sendiri; semuanya sebagai masukan atau input, dan tersimpan dalam pikiran; dan sewaktu-waktu diungkapkan sesuai konteks serta sikon.
Pada frame tahu seperti itulah, saya sebut ada "Tahu Cover dan Tahu Isi." Tahu cover (orang hanya tahu cover atau sampul/bungkus), saya maknai sebagai seseorang hanya tahu luarnya, terlihat, dan tak pahami yang sebenarnya.
Sedangkan, "Tahu Isi," saya maknai sebagai mengetahui semuanya, menyeluruh atau (nyaris) holistik tentang sesuatu. "Tahu Isi" muncul dari upaya belajar, baca, doxing, kumpulkan data sekaligus mengupdatenya. Orang yang "Tahu Isi" umumnya ungkapkan "tahunya" itu dengan sistimatis, terukur, serta bersifat edukatif dan mencerahkan.
========
Nah. Pada konteks "Tahu Cover dan Tahu Isi" seperti itulah yang sementara terjadi di Negeriku, terutama mereka yang hampir setiap saat berkomentar di Medsos, tentang Ukrania-Rusia.
Cukup banyak orang yang menyampaikan narasi keterpihakan pada Rusia dengan berbagai potongan berita, foto dan video. Namun, ketika melakukan chek data, tak menemukan refrensinya; entah mereka dapat dari mana.
Jika ada pun, konteksnya bukan dari konflik atau penyebabnya. Inilah tahu cover. "Tahu Cover" karena melihat potongan-potongan berita, foto, video, langsung disebar dan berkomentar.
Orang-orang, tepatnya Nitizen, seperti itu, nyaring bunyinya, buat gaduh, bising, serta ke sana-sini hanya untuk menyesatkan publik.