Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orasi dan Narasi Hoaks, Intoleran, dan Radikalisme Memicu Apatisme Publik

26 Februari 2022   21:22 Diperbarui: 27 Februari 2022   00:43 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semuanya itu, secara langsung menghancurkan spirit kebersamaan, kesetaraan, persatuan, dan kesatuan; bahkan nyaris menuju perpecahan dan kegaduhan sosial.

Selanjutnya? Pemberantasan hoax, orasi dan narasi intoleran, radikalisme, serta ujar kebencian suatu keharusan, tapi jika sanksi yang diberikan hanya seumur jagung dan padi; maka para pelakunya tak pernah jera dan tobat.

Akibatnya, semakin ke sini, terlihat bahwa Warganet mulai bosan menanggapi sebaran, orasi, dan narasi hoax, intoleran, serta ujar kebencian; mereka cenderung apatis. Ini berbahaya; dan saya takutkan terjadi merata dan merambah ke mana-mana.

Apatis, apathetic, bermakna acuh tak acuh, lesu, tidak menghiraukan); suatu sikon psikis yang menunjukan tidak peduli terhadap, hampir, semua hal yang terjadi di sekitarnya, termasuk yang berhubungan langsung dengan diri sendiri. Termasuk di dalamnya (sudah) tidak peka terhadap sikon dan kehilangan orientasi waktu (ini biasanya terjadi pada orang yang menderita sakit, lama terbaring di ranjang, serta terkurung dalam kamar). Ini merupakan apatis atau pun apatisme personal.

Selain apatisme personal, ada apatisme publik; atau suatu sikon pada masyarakat (pada komunitas atau pun kelompok masyarakat desa, kota, maupun wilayah yang lebih luas) acuh tak acuh serta tidak perduli terhadap apa pun yang disampaikan ke/pada mereka; misalnya, komunitas yang tidak menolak atau pun tak menerima program-program yang datang dari (ditawarkan) Pemerintah.

Jadi? Terpulang pada Aparat Hukum dan Pemimpin Bangsa, mau perbaiki keadaan atau melakukan pembiaran.

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun