Multitasking  (tugas ganda) adalah keterampilan dalam mengerjakan beberapa aktivitas atau pekerjaan sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
Multitasking dilakukan untuk menghemat waktu, dengan alasan efisien, praktis, dan menyelasaikan banyak tugas dengan cepat, serta berkualitas. Karena itu, Multitasking dimaknai sebagai kemampuan seseorang dalam mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus.
Bogor, Jawa Barat | Sebagai Lansia (laki-laki dan perempuan) yang pada waktu muda pernah mengerjakan banyak pekerjaan sekaligus?
Jika ya, maka itu adalah, dalam frame Psikoligi Perkembangan, multitasking. Kegiatan, yang muncul dari biasa, pembiasaan, dan ketrampilan memilah konsentrasi otak, sehingga memiliki kemampuan mengerjakan banyak hal sekaligus hingga tuntas.
Sekarang, sebagai lansia, masih multitasking? Mungkin ya; tapi tak seheboh dan giat seperti waktu masih muda; waktu itu, semuanya mudah dikerjakan. Kini, nanti dulu deh.
Sekedar Berbagi. Seseorang yang memiliki kemampuan dan kekrampilan multitasking sejak dini (misalnya pada usia produktif) karena pembiasaan dan latihan, maka (akan) menjadi bagian dari gaya hidup dan kehidupan. Dan, itu bisa bermakna, tak mudah serta tidak terlupakan.
Namun, sebagai lansia, ketika kemampuan fisik serta daya tahan tubuh menurun, maka perlu juga mengurangi aktivitas multitasking yang berat-berat atau beresiko tinggi. Ini menghindari bencana ataupun bahaya.
Misalnya, jika nyetir, jangan lihat atau gunakan hp, karena bisa kecelakaan; Â jika memasak, fokus agar tak gosong; jika gendong cucu, jangan pegang sesuatu, karena gendong dengan satu tangan, bisa fatal, dan seterusnya.
So, jika ini-itu tak boleh, maka apa yang bisa dilakukan? Gampang Kok! Misalnya, gendong cucu + denger musik + nonton berita + jaga rumah; masak + denger musik + perhatikan mesin cuci; tapi jangan sampai setrika (gosok) pakaian sambil masak, dua-duanya bisa gosong; joging bareng cucu-cucu + musik + perhatikan lalu lintas; selalu baca + cari/buat dongeng update untuk cucu, dan lain-lain.
Pastinya, lansia masih bisa meneruskan kebiasan multitasking; tapi yang ringan-ringan saja; yang penting agar otak tetap terlatih untuk berpikir dan konsentrasi.
Faktanya, berdasarkan pengalaman, Mereka, orang-orang itu, bisa melakukan banyak hal tersebut bisa selesaikan dengan baik. Mengapa? Itu hanya bisa terjadi karena ‘bisa karena biasa.’
Dalam artian, pembiasaan untuk memfunggsikan peran otak secara maksimal. Otak dibiasakan berpikir lebih kuat, fokus, dan berkonsentrasi agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Bahkan, otak yang terlatih berpikir cepat, mampu ‘melompat dan berpindah topik,’ misalnya pada debat atau diskusi.
Monggo Bermultitasking; tak dosa kok.
Monggo Tetap Multitasking
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H