Kamar Sebelah, Jakarta Selatan | Ketika sekian tahun lalu, saat Pilkada Jatim, tiba-tiba nama La Nyalla muncul di pentas politik daerah. Ia sebelumnya hanya dikenal sebagai pengusaha, pengurus Koni Jatim, dan memimpin PSSI 2013-2016 (sebagai Waketum kemudian Ketum; dengan prestasi Timnas Indonesia U-19, Piala AFF U-19 2013).
Setelah gagal sebagai Kandidat Gubernur Jatim (karena tidak ada Parpol yang mendukung), namanya kembali tenggelam dari perhatian publik. Saat Pemilu 2019, La Nyalla  yang leluhurnya asli Sulawesi, justru terpilih sebagai Senator dari Jawa Timur.
Kemudian, sosok yang bernama lengkap La Nyalla Mahmud Mattalitti tersebut terpilih  sebagai ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
Tapi, maaf-maaf kata ya, sebagai Ketua DPD RI, tak terlihat kiprahnya di area publik. Saya sempat bertanya pada sejumlah orang di Lenteng Agung, mereka tak tahu nama Ketua DPD RI tersebut. Prihatin.
Kini, menjelang Suksesi 2024, agaknya lansia kelahiran: 10 Mei 1959 itu, mencoba peruntungan merebut Takhta RI 1. Ya. La Nyalla masuk dalam barisan sekitar 20 orang yang ingin jadi Presiden RI pada 2024.
Dari pengamatan saya dan juga jejak digital, menunjukan bahwa La Nyalla merupakan salah satu sosok yang berobsesi sebagai Presiden RI. Obsesi tersebut, dilanjutkan dengan berbagai persiapan serta pembentukan relawan.
La Nyalla pun melakukan road show memperkenalkan diri ke mana-mana (ternasuk deklarasi relawan pendukung) sebagai Kandidat Presiden; bukan sebagai Ketua DPD RI. Bahkan, di Kaltim, kegiatan La Nyalla dibubarkan karena tak patuhi Prokes. Atau, jangan-jangan, saat road show tersebut, ia gunakan fasilitas sebagai Ketua DPD RI. Tak apa lah, khan ada kesempatan, namanya juga usaha.
Lalu, dengan berbagai usaha seperti itu, apakah La Nyalla, nantinya, berpeluang mendapat dukungan Parpol Peserta Pemilu (dan berhasil mengirim utusan ke Senayan)? Bisa ya dan tidak; belum ada yang tahu dan menduga-duga.
Namun, sebagai rakyat biasa, tentu saja ingin tahu jejak dan prestasi politik La Nyalla; dan itu bisa modal dan kekuatan awal sebagai RI 1 atau RI 2. Tapi, apa ya?
Ternyata, La Nyalla berhasil sebagai pengusaha sukses, pengurus Koni Jatim, dan minim prestasi di PSSI (hanya Timnas Indonesia U-19, Piala AFF U-19 2013). Selain itu, pada panggung politik Jatim, La Nyalla gagal sebagai calon Gubernur Jatim karena tak mampu mencari mitra koalisi untuk mendukung dan mengusung dirinya.
Dengan prestasi seperti itu dan walapun ada relawan La Nyalla yang berkata, "Kami menilai beliau merupakan tokoh yang berjiwa pemberani, pemersatu, independen, dan egaliter, dan beliau sangat pantas untuk maju di Pilpres 2024;" sudah cukup mampu mendapat dukungan Parpol pada Pilpres 2024? Belum tentu, bahkan masih jauh dari harapan.
So, untuk La Nyalla, ada baiknya, ke mana-mana atau berkelilinglah sebagai Ketua DPD RI, tunjukan diri sebagai Senator yang memperlihatkan karya dan keterpihakan pada rakyat; biarkan rakyat dengan bebas melihat serta menilai. Itu lebih penting daripada road show dan deklarasi sebagai Calon Presiden pada tahun 2024.
Akhir kata
"Ingat lho. Sepanjang Sejarah Pilpres langsung di RI, kandidat yang Sangat Obsesi, Ambisi, serta Ambisius justru tak terpilih. Sebab, rakyat Indonesia sudah pandai 'menghukum' sosok-sosok seperti itu."
Cukuplah!
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H