Tentu, pandangan stereotip seperti tersebut, tak sepenuhnya benar, terutama tentang intergritas (pada diri) lansia. Erik Erikson, yang menyoroti psikososial lansia, menunjukkan bahwa lansia merupakan sosok yang berhasil melakukan penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam hidup dan kehidupan. Walaupun, mereka berhadapan dengan sikon kefanaan hidup menjelang kematian.
Jadi, bisa dimaknai bahwa, pada lansia, semakin kuat intergritas mereka, entah terhadap hal-hal yang keliru ataupun yang benar; mereka juga termasuk orang-orang tak mudah bergeser dari pendapat atau pun pendiriannya, (walau itu, bisa membuat masalah atau 'tak enak hati' pada orang lain).
Jadi? Karena integritas adalah mutu, sifat, keadaan yang menunjukkan kesatuan utuh pada seseorang sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran; maka  umumnya, pada lansia semakin terlihat beberapa hal yang menarik.
Lebih terbuka dan jujur tentang masa lalu, terutama pengalaman pahityang berpuluh tahun tersimpan sebagai rahasia diri. Mereka akan mengisahkan banyak hal ke orang-orang dekat, anak-cucu. Semuanya itu, sebagai 'pelepasan' rahasia (ataupun beban) hidup dan kehidupan; saat itu dirinya merasa lebih nyaman.
Berupaya 'menghapus kesalah dan dosa masa lalu.' Pada konteks ini, ia/mereka berupaya agar membangun kembali hubungan yang terhilang (karena masalah tertentu) dengan orang lain. Bahkan, seandainya pada masa lalu, mereka banyak menimbulkan masalah dalam kehidupan seseorang; kini, mereka berusaha dan berproses agar melupakan semuanya sehingga tercipta damai dan perdamaian.
Umumnya, lansia lebih berhati-hati untuk mengambil keputusan; kadang, kata orang-orang muda,  "Lansia perlu waktu selama umurnya untuk memutuskan sesuatu." Dalam artian, butuh waktu lama, dan itu menjengkelkan mereka yang menanti keputusan lansia. Yah itulah gaya  lansia; tak usah protes.
Akhir kata, karena intergritas itulah, maka tak salah jika (sudah) Opa-Oma atau pun sepuh, (baru) terjun sebagai relawan, menjadi Anggota Parlemen, Menteri, bahkan sebagai Presiden/Wapres.
So. Sudah Lansia, bukan halangan agar terus menerus berkarya.
Cukuplah
Nantikan Serial Lansia Berikutnya
Opa Jappy
Pegiat Literasi Publik
Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H