Bojong Koneng, Bogor Jawa Barat | Luar Biasa, data Januari 2021 menunjukan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta atau 73,7 % dari total jumlah penduduk RI.
Jumlah yang fantastis. Sehingga, secara prosentase Indonesia berada pada level atas mengakses internet. Tapi, jangan cepat bangga. Karena yang mereka akses tersebut adalah platform media sosial (FB, IG, WA, dll), kanal Video, Live Streaming TV, musik, hiburan, dan sejenisnya; bukan situs berita atau media pemberitaan lainnya.
Lalu, apakah menjadikan orang Indonesia ketinggalan berita atau update informasi? Tak lah. Mereka malas baca tapi rajin dengar dan cenderung percaya begitu saja terhadap apa-apa yang didengar (terutama dari Medsos). Â
Malas baca itulah yang menjadikan termasuk sebagai 'Masyarakat Miskin Literasi.' Bayangkan, dari 1.000 orang, hanya satu yang terbiasa baca dan membaca. Sehingga tak salah jika rakyat Indonesia, walau kaya-kaya, pendidikan tinggi, 'status sosial di atas awan,' tapi miskin literasi.
Sikon itulah insan Pers Nasional Indonesia ada dan hadir. Hadir dengan konten pemberitaan yang cerdas mampu menaikkan minat baca pada masyarakat.
Jadi, bukan sekedar mengisi kebutuhan (akses) internet dengan hal-hal yang sesuai selera mereka. Tapi, ada peran edukasi publik agar orang Indonesia rajin baca atau membaca.
Dan, kehadiran Kompasiana plus Kompasianer atau penulisnya (penulis di Kompasiana), jika ditanya maka hampir semuanya (akan) menjawab, "Untuk Menaikkan Minat Baca." Jawaban baku, sejak lama, ketika ngumpul saat Kompasianival.
Dengan demikian, jujur, walaupun sekarang ada banyak platform sejenis, tapi 'kualitas jurnalistiknya' belum sebanding Kompasiana. Apalagi ada semacam 'aturan sangat ketat' terhadap konten yang layak tayang di Kompasiana, (aturan yang kadang menjengkelkan ketika artikel dihapus Admin. Bha bha bha bha).
Juga, katakanlah, sejumlah kutipan artikel di/dari Kompasiana, menjadi refrensi penulis Skripsi, Thesis, atau pun Doktor, dan masuk di daftar pustaka. Itu bermakna, ada konten-konten pada Kompasiana, tidak ditemukan pada tempat lain; sehingga hanya Kompasiana menjadi sumber utama.
Jelas, Kompasiana sebagai Media Online Non-mainstream, sekaligus Platform Warga yang Menulis, telah meramaikan dan berdampingan dengan Media-media Arus Utama, bahkan memperkaya Dunia Pers Nasional.
Dengan demikian jika pers dimaknai sebagai semua bentuk kegiatan yang bersifat pemberitaan (mengumpulkan, membuat, serta memberitakan) melalui media dalam bentuk media cetak seperti koran, majalah, tabloid, dan berbagai buletin kantor berita; serta diperluas menjadi semua media massa yang ada seperti media online, radio, televisi, dan media cetak.