Gereja tidak bisa membatasi diri dengan hanya menjalankan salah satu tugas, sambil melupakan yang lain. Semua tugas tersebut dijalankan secara simultan, dalam rangka mencapai atau menciptakan Keteraturan ciptaan yang Memuliakan TUHAN Allah.
Pelayanan dan kesaksian yang mendatangakan keteraturan di masyarakat serta lingkungan hidup dan kehidupanya. Karena keteraturan itu, mereka (manusia dan alam) sama-sama memuliakan TUHAN Allah.
Ini berarti, bukan hanya warga Gereja yang mampu memuliakan TUHAN Allah; namun ciptaan lain pun bisa melakukan yang sama.
Misalnya, jika, semua benda-benda di alam semesta bisa mengeluarkan suara, maka hasil pelayanan dan kesaksian gereja menjadikan mereka memuliakan TUHAN Allah; jika, flora di taman, kebun, sawah, ladang serta hutan bisa mengeluarkan suara, maka pelayanan dan kesaksian gereja menjadikan mereka memuliakan TUHAN Allah; demikian juga, jika semua suara dan bahasa fauna dimengerti manusia, maka karena adanya pelayanan dan kesaksian gereja, maka suara mereka akan terdengar; Â suara yang memuliakan TUHAN Allah.
Nah. Bagaimana Mungkin PGI ikut menciptakan Keteraturan Ciptaan, utamanya di/pada Bangsa, Negara, dan Rakyat Indonesia, jika 'mendukung dan membela anggota tubuh (yang busuk) yang telah amputasi KPK?
Sahabat-sahabatku di Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, (Terutama untuk Dua Teman Se Almamater di Kampus Gumul dan Juang, Gomar dan Jacky, Sorry Beta Sebut Nama).
Asal tahu saja, pasti tahu lah; daging busuk itu harus dibuang; tak enak untuk dibuat sate atau pun dendeng. So, lebeh bae, buang itu 75 orang daripada seluruh KPK rusak binasa.
Cukuplah
Di tempat pengadilan, di situ terdapat ketidakadilan
Di tempat keadilan, di situ terdapat ketidakadilan.
(Pengkhotbah 3, 16)