Kemudian ia meninggalkan Si Tante dengan senyum masem. Si Ganteng mendekatiku dan berkata, "Biar dia tobat, lagian ngapain nanya kapan kawin melulu. Kubalas, kapan tante nyusul mati."
Nah.
Lalu, jika, katakanlah Si Ganteng dan Cantik anda atau dirimu, yang sementara menuju (serta mempersiapkan perinkahaan), apa-apa saja yang harus diperhatikan? Ada banyak hal yang bertalian dengan hal tersebyut; pastinya bukan melulu mengenai pakaian, undangan, dan tempat pesta; ini hanya merupakan persiapan nomor ke sekian, penting tapi belakangan. Lalu apa? Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membangun atau menuju pernikahan/perkawinan, antara lain,
Pertama. Hal utama persiapan ketika persiapan (untuk) menikah adalah pahami bersama makna perkawinan/pernikahan dan keluarga. Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (suami-isteri) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI No. 1 Tahun 1974, Tentang Perkawinan, pasal 1). Dan, keluarga adalah persekutuan antara suami dan isteri (dan anak atau anak-anak) yang terbentuk karena ikatan tertentu (misalnya Agama, Adat, Hukum Sipil), serta membangun hidup dan kehidupan bersama pada suatu tempat (tertentu). Tampa pemahaman yang benar, maka orang (mereka yang mau menikah) akan mengalami salah konsep dan tujuan membangun keluarga.
Kedua. Ada durasi proses hubungan atau saling mengenal, memahami, mengerti satu sama lain; katakanlah melalui apa yang disebut pacaran atau pun pertunangan.
Ketiga. Cinta dan Kasih Sayang sebagai landasan dan ikatan. Ini, umumnnya terbangun karena proises pengenalan waktu pacara dan pertunangan. Bisa saja, hubungan dua orang (yang mau menikah) itui, karena dijodohkan orang tua atau sanak lainnya, tak apa-apa; yang penting harus terjadi interaksi yang menumbuhkan cinta dan kasih saying.
Keempat. Perkenalan dengan orang tua kedua belah pihak. Khususnya, di 'Negara-negara dengan tradisi atau pun budaya Timur,' peran keluaga masih sangat penting. Kadangkala, angggota keluarga terdekat, misalnya paman, cukup menentukan 'setruju atau tidak' pada calon menantu atau kandidat anggota dalam komunitas keluarga besar. Umumnya, mereka mempunyai banyak pertimbangan dan penulaian terhadao 'calon mantu' tersebut.
Semuanya itu harus terjadi.  Jangan sampai terjadi, membangun keluarga dalam sikon "You Don't Even Know Who I Am;" sebab, bisa dipastikan, durasi mereka yang menikah tersebut tidak berlangsung lama; lihat  vidio
Nah. Setelah hal-hal di atas terjadi, maka persiapan selanjutnya bisa seperti 'jalan bebas hambatan;' semuanya akan berjalan lancar. Setelah itu, baru 'mikirkan' pesta, tempat tinggal setelah menikah, dan lain sebagainya.
Bersambung