Ringkasnya, ciri khas ODM adalah (i) laki-laki dan perempuan (yang mulai dan telah menjadi) ODM, (ii) suami ada dalam usia emas, isteri mulai menopause, (iii) dingin  rangjang; lalu apa yang harus dibuat agar semuanya menjadi normal atau biasa-biasa saja alias tanpa gejolak interaksi antar keduanya? Caranya, hanya sederhana, yaitu kembali ke cinta atau kasih mula-mula; ketika keduanya masih remaja, waktu 'memulai membangun interaksi puluhan tahun sebelumnya.'
Kembali ke cinta atau kasih mula-mula itu lah yang bisa menjadikan semua 'gejolak PK,' Â jika ada sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Bahkan, saat ODM, walau keduanya, suami isteri tersebut, kemampuan fisik dan daya tarik sesualitasnya menurun, bukan merupakan penghalang untuk kembali mesrah seperti pada masa muda. Toh, pada masa ini, mereka tak lagi mikirkan untuk 'membuat adik baru,' melainkan relaksasi dan puncak kemesraan. Dan, apa pun itu, walau dingin sekalipun, isteri perlu menjaga dan mengikuti keinginan suami, sebagai upaya 'jaga dia' sehingga tak mencari serta menemukan di tempat lain.
Hanya dengan cara seperti itu, pasangan suami isteri atau siiapa pun, melihat Puber Kedua sebagai gejala biasa pada Orang Dewasa Madia atau ODM; gejala biasa yang tidak perlu heboh dan dijadikan malapetaka hidup dan kehidupan. Selain itu, durasi PK hanya sesaat atau lama, itu pun terjadi jika 'suami' seringa dibiarkan sendiri, sepi, dan kesepian pada area publik. So, jangan biarkan ia sendiri; temanin dia, sehingga ketika ia 'kambuh PKnya' maka diri anda, sebagai isteri, sebagai jawaban dan sasaran yang tepat. Monggo uji coba.
Cukuplah
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H