Catatan I
Ketika dialog panas Rengasdengklok; di Jakarta, antara Mr. Ahmad Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dari golongan muda membicarakan kemerdekaan yang harus dilaksanakan di Jakarta.
Laksamana Tadashi Maeda, bersedia untuk  menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya.
Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto dari pihak  pemuda, hari itu juga mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya, Sudiro, ke Rengasdengklok untuk  menjemput Soekarno dan Hatta. Rombongan penjemput tiba di Rengasdengklok sekitar pukul 17.00.
Ahmad Soebardjo memberi jaminan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya  pukul 12.00.
Dengan jaminan itu, komandan kompi PETA setempat, Cudanco Soebeno, bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta.
(Hari ini, 16 Agustus 1945, Oleh Opa Jappy 16 Agustus 2012)
Catatan IIÂ
Rombongan Soekarno-Hatta tiba di Jakarta sekitar pukul 23.00. Langsung menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No 1. Rumah Laksamada Maeda, dipilih sebagai tempat penyusunan teks Proklamasi karena Maeda memberi jaminan keamanan pada Bung Karno dan kawan-kawan.
Setelah beristirahat sebentar, Laksamana Maeda mengantar Soekarno dan Hatta menemui Mayor Jenderal Nishimura, Kepala Pemerintahan Jepang di Indonesia. Antuk menjajagi sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi  Kemerdekaan. Dari pertemuan dengan Mayjen Nishimura, tekad Soekarno-Hatta untuk memerdekakan Indonesia semakin kuat dan tak terbendung.
Mereka kembali ke rumah Laksamana Maeda; di ruang makan teks proklamasi kemerdekaan, dirumuskan oleh Soekarno, Hatta, Soebardjo disaksikan oleh sejumlah pemuda yang hadir pada saat itu. Mereka, para pemuda, antara lain, Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah, Buntara Martoatmodjo, Sayuti Melik dan Iwa Kusuma Sumantri, Chairul Soleh, Adam Malik, Pandu Kartawiguna, Maruto Nitimihardjo.
Â
Soekarno mengambil secarik kertas, dan menulis,
"Kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan."