Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gaya Hidup dalam Batasan PSBB dan "New Normal" Membangkitkan Kreativitas Baru

12 Juni 2020   12:10 Diperbarui: 12 Juni 2020   12:21 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catatan Awal 

Pertama: Hal-hal baru pada waktu PSBB, sebetulnya adalah sesuatu yang seharusnya terjadi atau dilakukan sejak lama, namun tidak dilakukan. Ya, PSBB menjadikan hampir semua elemen bangsa, mungkin termasuk anda saya, (kembali) melakukan banyak hal hal yang selama ini diremehkan dan dilupakan. Ya, PSBB karena adanya Covid-19 sekaligus 'mendidik' diri sendiri agar (kembali) disiplin terhadap urusan kesehatan, belanja, konsumsi makanan  minuman, olah raga, serta menahan diri dari melakukan hal-hal yang tak perlu, dan lain sebagainya.

Kedua: Dalam rangka memasuki Kebiasaan Baru, ketika pandemi mulai mereda atau pasca Covid-19, maka yang seharusnya terjadi adalah, misalnya, (i) adanya suatu kesamaan dan persamaan pandangan, tindakan, sikap, perilaku, di area publik sehingga tidak tertular dari Orang Tanpa Gejala atau pun menularkan ke lainnya, (ii) membiasakan diri, ataupun pembiasaan, terhadap protokol kesehatan agar tidak terserang Covid-19, (iii) mementingkan kepentinagan bersama, bukan saja diri sendiiri, (iv) disiplin. Mudah khan. 

Ketiga: Mampukah kita, orang-orang Indonesia, anda dan saya, bisa seperti itu? Bisakah orang Indonesia yang terbiasa bersama di area publik menjadi 'sendiri-sendiri' dalam keramaian? Tentu, seharusnya bisa dan akan terbiasa. Bisa dan terbiasa hingga wilayah Nusantara betul-betul merdeka dari Covid-19.

====

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Depan Fakultas Hukum Universitas Pancasila, Jakarta Selatan | Sudah berapa lama anda dan saya telah menikmati gaya hidup dan kehidupan dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB? 

Pasti, pada awalnya, terasa kikuk, kaku, 'aneh,' serta terpakasa dan dipaksa, namun setelah itu, menjadi biasa dan terbiasa, bahkan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Menyenangkan karena di area publik, kita, anda dan saya, lebih bebas, merdeka, terjaga privasi, bahkan ketika di Transporatasi Massal tak tersentuh dan terjamah siapa pun.

Jadi ingat, ketika sebelum PSBB, misalnya duduk atau berdiri di Transportasi Massal dan membaca pesan pribadi di Medsos, secara tidak sadar, orang di samping kiri dan kanan, atau belakang, diam-diam, ikut membaca, memang menjengkelkan. Atau, ketika antri atau berdesakan, ada yang pura-pura menyentuh dan menyenggol pinggul, punggung, dada dan lain seabagainya.  

Nah. Saat PSBB dan nanti pada 'New Normal,' semuanya itu pasti tidak terjadi; tidak terjadi karena semua orang tidak mau menjadi korban Covid-19 atau penyakit lain, serta terbiasa menjaga jarak dan disiplin di area publik.

Selain itu, saat ini, dalam balutan gaya hidup dan kehidupan PSBB, ternyata juga memunculkan kreativitas baru dalam rangka atualusasi diri (dan juga komunitas) dengan bebas serta menyenangkan diri sendiri (serta banyak orang).  

Termasuk, orang-orang, mungkin juga anda dan saya, yang biasa serta terbiasa dengan beribadah di Rumah Ibadah, kini berdiam dan beribadah di/dari rumah; sekali lagi, awalnya terasa aneh, kikuk, dan kaku, namun selanjutnya jadi terbiasa, menyenangkan, dan menikmatinya.

Namun, walau ada dan bisa 'beribadah bersama,' tapi secara virtual, masing-masing mengikutinya di/dari rumah, tapi tidak sehangat beribadah bersama secara fisik di/dalam Rumah Ibadah, misalnya di Gedung Gereja dan Masjid. 

Sehingga untuk mengisi kekosongan kehangatan tersebut, ternyata, banyak Pendeta, Pastor, Ustadz/ah, Pendanda, dan lainnya membuat vidiio-vidio pendek dan disebarkan ke umat atau jemaat melalui Medsos (msalnya IG, FB, WA). 

Belakangan, banyak orang awam, dalam artian bukan rohaniawan atau pemuka agama, termasuk publik figur, juga melakukan hal tersebut; mereka membuat vidio-vidio pendek yang berisi orasi dan narasi inspiratif, bina iman, membangun kerohanian, dan memberi kekuatan spiritual ke siapa pun.

Menarik. Intinya, semuanya itu sebagai upaya mendekatkan diri dengan semua teman, kenalan, kawan, sahabat, juga umat atau jemaat. Itu juga bisa disebut suatu 'gaya hidup baru;' gaya hidup yang mendekatkan diri dengan sesama tanpa harus ada temu muka dan pertemuan fisik, tapi sangat efektif, praktis, serta mudah dilakukan. 

Dan, setelah mengikuti sejumlah vidio tersebut, maka saya pun ikut dan ikutan membuat vidio-vidio pendek, ternyata mendapat sambutan antusias dari banyak teman di Medsos, (Note: Vidio-vido saya hanya bersifat umum, untuk semua atau siapa pun).

Setelah terbiasa dengan vidio-vidio pendek tersebut, ternyata bisa dikategorikan ke dalam (i) bersifat informasi dan berita, (ii) politik, (iii) keagamaan, (iv) hoaks, (v) kontra issue, (vi) inspiratif, (vii) psikologi ringan, (viii) intimidatif; kategori seperti itu yang banyak tersebar, di samping itu, ada juga ada juga vidio lucu-lucuan dan musik.

Nah, menyenangkan khan. Ternyata gaya hidup dalam batas-batas PSBB, dan akan dilanjutkan pada 'New Normal,' tidak membatasi diri atau seseorang sehingga tidak mampu beraktualisasi diri, melainkan sebaliknya. So, jangan takut menuju dan ada di/dalam 'New Normal.'  

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun