Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

COVID-19 (akan) Menghasilkan Catatan Sejarah dan Tragedi Kemanusiaan

20 Mei 2020   15:04 Diperbarui: 20 Mei 2020   16:09 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang Sejarah 
Sejarah atau history, merupakan kisah, cerita, peristiwa, informasi yang relatif lengkap (tentang) masa lalu, yang dikumpulkan atau ditulis ulang (oleh orang-orang) di kemudian hari atau setelah semua kejadian tersebut berlalu.

Umumnya sejarah ditulis sebagai 'His Story' dan bukan 'We are Story  atau Your Story serta Their Story;' serta berdasar pada pada (i) peristiwa yang terjadi pada masa lampau, (ii) orang-orang atau pelaku peristiwa, (iii) waktu dan durasi peristiwa, (iv) lokasi atau tempat dan jangkauan peristiwa terjadi, juga berkitan dengan (v) proses atau pun kronologi dan dampak untuk sekitar, komunitas, atau pun masyarakat, pada masa itu dan kemudian hari.

Pada awalnya, Sejarah hanya tuturan turun-temurun, catatan-catatan atau pun goresan dan manuskrip di atas batu, kulit, arca, patung dan lain-lain, yang sangat riskan rusak dan hilang. Misalnya catatan-catan tentang apa dan bagaimana Negara di China, yaitu manuskrip Chun Qiu yang telah ada pada tahun 722 SM. 

Pada perkembangan kemudian; Herodotus, 486  - 425 SM, seorang muda dari Yunani, pencinta kisah dan cerita tentang sebelum dirinya lahir. Setelah selesai belajar dari sejumlah besar Filsuf (pada masanya), ia menulis semua hal yang didapakan.

Herododtus pun mengumpulkan, mengsistimastikan, menyusun kronologi, dam menguji akurasinya (berdasar tuturan-tuturan dan seberan manuskrip yang sudah ada sebelumnya) menjadi 'cerita atau kisah yang panjang, lengkap, jelas, detail.' 

Hasil kerja Herodotus tersebut, tulisan-tulisan di atas dan dalam bentuk gulungan-gulungan perkamen, kemudian disebut 'Cerita dari Herodotus atau Kisah dari Dia atau Cerita Dia;' dan diterima oleh rakyat, bangsawan, dan kalangan terpelajar serta Istana. Herodotus pun, pada masa itu, selain sebagai Filsuf, ia juga dikenal sebagai 'pencerita yang benar dan tepat.'  

Kemudian, di Inggris pada abad 16, King James IV dari Skotlandia, memperkenalkan frasa His Story atau History pada penerjaman Alkitab dari bahasa Ibrani/Yunani/Latin ke Inggrs, sering disebut King James Version. History diambil dari peristiwa Herodotus pada masa lalu. Setelah itu, Herodotus pun disebut sebagai 'Bapak Sejarah' modern atau sosok yang pertama kali meletakan dasar-dasar penulisan Sejarah.

Semakin ke sini, pada konteks kekinan, utamanya pada era awal Kolonialisme oleh Bangsa-bangsa Eropa di Amerika, Afrika, dan Asia, 'Sejarah' menjadi benar-benar 'Cerita Mereka' atau catatan dan kisah para pemenang; kisah tentang mereka yang berhasil mencapai Lautan dan Benua/Daratan Baru. 

Cetatan-catatan keberhasilan menaklukan dan penanklukan menjadi History materi peljaran di Eropa. Dengan itu, Sejarah hanya merupakan laporan dan kisah para pemenang, penankluk, dan yang menaklukan.

Tentang Tragedi
Ya. Sejarah, pada masa lalu dan mungkin hingga kini, hanya merupakan laporan dan kisah para pemenang, penankluk, dan yang menaklukan. Bagaimana dengan mereka yang kalah, dikalahkan, ditaklukan, atau pun tertindah serta termarginalkan akibat sebagai orang-orang kalah, takluk, dan menyerah? Mereka itu, mungkin, tak pernah dicatat, ditulis, dihitung dengan lengkap dan akurat. Itulah yang disebut tragedi.

Jadi, jika History adalah segala sesuatu (dan lengkap) tentang para pemenang; maka tragedi adalah kisah orang-orang kalah, di dalamnya ada ratapan kesedihan, air mata, penderitaan, kepiluan, juga darah.

Dan, seringkali Tragedi menjadi tuturan undercover, tidak masuk ke/dalam kronologi Sejarah (untuk diteruskan dan diajarkan); dan tak menjadi bagian dari sistimitasi Sejarah, apalagi digunakan pada ranah edukasi.

===

Akhirnya, Sejarah dan Tragedi, sejak lama menjadi dua hal yang berhadapan. Padahal, 'Keutuhan Sejarah' seharusnya merupakan paduan 'we are story, his story, dan their story;' paduan semua cerita, kisah, kejadian, peristiwa tentang yang menang dan kalah. 

Tapi, itu ada dalam 'Buku Sejarah' yang ditulis oleh mereka Yang Menang dan Pemenang; buku seperti ada di mana-mana. Namun, seiring dengan perjalanan waktu dan kebangkitan kembali moralitas Sejarah dan Kemanusiaan, maka pada banyak Negara melakukan penulisan ulang sejarah; menulis ulang dengan memasukan 'history dan tragedy' menjadi  Sejarah yang utuh dan lengkap.

Oleh Opa Jappy

Dokumentasi Kompas Id
Dokumentasi Kompas Id
Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Hari Ini, anda dan saya, sudah sekian waktu di rumah karena sejumlah kerterbatasan; keterbatasan tersebut terjadi karena, anda dan saya, ikut berjuang dan memerangi Covidi-19. Dan, nantinya, pada yang akan datang, jika lolos dari cengkraman maut Covid-19, maka pada saat itu, mungkin satu, dua, atau dasawarsa akan datang, semua perjuangan kemarin, hari ini, besok, menjadi kisah hidup dan kehidupan, sekaligus sejarah yang tak terlupakan.

Ya. Pandemi Covid-19, menambah satu lagi koleksi Virus-virus yang pernah menggemparkan Dunia; sekaligus berdampak kematia pada ratusan ribu orang di berbagai penjuru Bumi, dan akibat-akibat Sosial, Ekonomi, Politik, Keamanan yang mengikutinya, pada masa akan datang, (akan) menjadi bagian Sejarah. Sejarah bahwa pada tahun 2019, 2020, mungkin juga 2021 umat manusia pernag diserang Covid-19, akibatnya banyak orang tewas.

Sejarah itu, (akan) menjadi tuturan, kisah, dan cerita yang ditulis, diceritakan, dan diwariskan ke generasi berikut. Mungkin saja, anda dan saya, yang saat ini masih ABG, papa-mama mudah, setengah baya, pada masa akan datang, ketika sudah jadi Opa-Oma atau Kakek-nenek akan bertutur tentang ganasnya Covid-19. Dan, di dalamnya, ada tuturan tentang (kita, diri sendiri) yang berhasil lolos atau pun selamat dari keganasan Corona. Bisa jadi, cerita perjuangan (sehingga lolos dari Covid-19) itu, ditambah sejumlah keberanian dan kesusahan (misalnya akibat PSBB), dan bertahan sehingga jadi Opa-oma atau Kakek-nenek .

Semuanya itu bisa terjadi, karena kita, anda dan saya, menjadi pelaku peristiwa, saksi mata, pencatat kisah secara tertulis dan terarsip di/dalam hati atau pun lemari berpikir. Semuanya itu bisa berarti, pada masa akan datang, anda dan saya, (akan) bercerita dengan jelas, detail, lengkap tentang 'Sejarah Covid-19 Menyerang Umat Manusia.'

Namun, di samping Sejarah tersebut, ada juga tragedi; yaitu kisah tragis tentang orang-orang yang terpapar Covid-19 (secara tak terduga dan tidak sengaja, dan tak tahu bagaimana dirinya tertular), kemudian hidup dan kehidupan mereka di Dunia berakhir dalam/dengan sepi serta kesepian. Ya, mereka (nantinya) jadi terhilang dalam sejarah.

Sehingga, mungkin saja narasi pada masa akan datang seperti ini. "Pada waktu tahun 2019 dan 2020, Papi, Mami, Opa, Oma tahu persis tentang pandemi Covid-19. Saat banyak orang mudah terpapar, terjadi PSBB, sehingga papi di rumah dan tidak ke mana-mana. Saat di seperti itu, ada sejumlah kenalan dan teman papi meninggal akibat Covid-19, tapi tidak bisa melayat mereka. Jika hingga hari ini Papi masih ada, maka semuanya itu karena disipilin menjalankan anjran Pemerintah." Dan, seterusnya.......  Itulah kemungkinan potongan cerita pada masa akan datang; ketika anda dan saya berkisah tentang pandemi Covid-19 ke anak-cucu.

Jadi, anda dan saya mau bisa berkisah seperti itu pada masa akan datang; anda mau menjadi pencerita sejarah karena pernah menjadi pelakunya; anda mau bertutur tentang Covid-19 pada masa akan datang? Atau, anda mau tidak pernah diingat; mau dilupakan, mau hilang dari catatan sejarah?

Setelah pandemi Covid-19, beberapa tahun ke depan, akan menjadi catatan sejarah. Orang-orang yang sekarang ini, akan menjadi manusia masa depan karena lolos dari cengkraman Covid-19; sekaligus akan menjadi penerus cerita tentang hari ini (kemarin, hari ini, besok yang bertalian dengan Covid-19). Oleh sebab itu, berusahalah sekuat tenaga, kemampuan, serta sekuat mungkin agar lolos dari jeratan Covid-19 yang mematikan sekaligus menghilangkan jejak hidup dan kehidupanmu.

Sementara, mereka yang meninggal karena Covid-19, sejalan dengan perjalanan waktu, akan terlupakan; mereka hanya diingat dalam bentuk nisan, nama, dan angka-angka. Mereka ini adalah sisi lain dari Sejarah Pandemi Covid-19 di Indonesia; sisi lain dari Sejarah yaitu Tragedi; Trgedi Akibat Covid-19 di Indonesia. Sebab, Covid-19 juga menghasilkan tragedi kemanusian; tragedi yang menyerang manusia tanpa diduga dan batas, tak kenal usia serta strata.

So, mari jadi Penerus Sejarah dan Bukan Terhilang dari Catatan Sejarah

Cukuplah

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun