Dengan itu, jika ada (lagi) serangan Covid-19, kita, anda dan saya, juga Presiden sudah tahu persis cara mengatasinya, kemudaian mengambil langkah-langkas strategis agar tidak menyerang siapa pun.
Selanjutnya?
Memang, nenek moyang Covid-19 adalah Corona; atau Covid-19 adalah turuan atau evolusi terupdate dari Corona; virus Corona dan varian-variannya, telah ada sejak lama, serta lebih dari radang tenggorokaan, flu, batuk, dan flu biasa. Corona, sejak lama, telah berhasil 'dilumpuhkan dan didamaikan,' sehingga manusia berdamai dengannya.
Tapi, turunan Corona yang terbaru yaitu Covid-19, belum lama namun sudah menyebar dan melakukan penghancuran di mana-mana. Semua warga dunia mengalami dampaknya, secara langsung maupun tidak.Â
Lihat saja, dampak langsung atau positip Covidi-19 (mungkin) tidak mencapai 1 juta orang di seluruh dunia. Tetapi, mereka yang menjadi korban Covid-19 Non-kesehatan, mencapai lebih dari satu milyar orang diperbagai penjaru Bumi.
Oleh sebab itu, Covid-19 harus dilawan, diberantas, dan dimusnahkan; tapi harus meneliti, mempelajari, memahami seluk beluknya sehingga mengetahui 'apa-apa kelemahannya,' kemudian menciptakan obat yang paling pas untuk menghancurkannya, sekaligus  sebagai 'lumbung jaga-jaga' agar jika muncul lagi, maka sudah ada senjata untuk menghancurkan. Itulah, sisi selnajutnya dari 'berdamai dengan Covid-19;' jadi, bukan membiarkan Covid-19 memusnahkan umat manusia. Jelas khan.
Akhir kata, "Marilah Kiat Hidup Damai dan Berdamai dengan Semua Orang."
Cukuplah
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H