Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Perlu Diributkan, Itu Hanya Tugas dari Sekolah

8 Mei 2020   16:01 Diperbarui: 8 Mei 2020   18:32 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pidato itu, merupakan tugas dari sekolah Aira; Aira mendapat tugas dari sekolahnya untuk membuat dan menyampaikan pidato dalam bahasa Inggris, menjelaskan tentang lockdown dalam masa pandemi covid-19 ini, dan kenapa harus lockdown secara mandiri di rumah. Tentu semua dilakukan di depan komputer, secara virtual.

Yang seru, skenarionya: pidato tersebut, harus disampaikan langsung ke hadapan Presiden Jokowi dan jajaran Pemerintahan. Akhirnya Aira pun mengajak papy dan mommy nya berdiskusi tentang berbagai hal untuk bisa menjadi bahan pidatonya tersebut. Tugas itu menarik sekali, karena anak kelas 6 SD sudah diajak memahami dan mengartikulasikan realitas dunia hari ini dengan baik.

Alhamdulillah Aira bisa mengerjakan tugasnya dengan baik. Ia juga memberikan semangat buat para orang tua yang anak-anaknya juga belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolah di rumah (secara online) selama PSBB ini.

Ajakannya agar orang tua bisa mendidik anak-anak kita agar mereka tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berakhlak mulia. Semua orang juga harus berempati, karena masih banyak anak Indonesia yang tidak memiliki fasilitas dan akses terhadap internet, sehingga tentu sangat sulit untuk melakukan sekolah secara online.

Semoga Covid-19 segera berakhir, sehingga anak-anak kita bisa kembali bersekolah seperti sedia kala; bisa kembali berinteraksi dengan teman-temannya; bersama-sama menggapai cita-cita mereka.

Selamat Hari Pendidikan Nasional."

Agus Yudhono | Bisnis Com

Dokumentasi Kabar24
Dokumentasi Kabar24

Dokumetasi Kabar24
Dokumetasi Kabar24
Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Tiba-tiba muncul sedikit keramaian di Dumay tentang tugas dari sekolah yang dikerjakan oleh Aira (beberapa Media Online menyebut Almira); tugas, menurut AHY, yang seru dan dikerjakan dalam bahasa Inggris. 

Agaknya, tugas yang seru tersebut memicu adrenalin orang-orang tertentu, kemudian 'menyeretnya' sebagai pesan politik (terselubung). Pesan politik, yang kata mereka, sebenarnya merupakan 'pesan sponsor' dari Sang Opa dan Ayah ke/pada Presiden.  Seperti itu kah?

Tugas yang Biasa-biasa Saja

Agaknya, Aira, Cucu Sang Mantan, bersekolah di Sekolah (entah di mana ia bersekolah) yang ada mata pelajaran bahasa Inggris; tentu saja bukan sekolah yang biasa-biasa saja. Di sekolah tersebut, karena bukan biasa-biasa saja, maka proses kegiatan belajar dan mengajar atau KBM bahasa Inggris , diikuti dengan sejumlah tugas, termasuk menulis atau mengarang artikel, pidato, atau pun debat.

Ko' bisa? Bisa dan biasalah. Coba perhatikan hal berikut, dari jejak digital, ditemukan berbagai varian bahan ajar Bahasa Inggris untuk murid kelas VI SD. Umumnya, dari berbagai varian tersebut adalah

Semestar 1

  • Direction and Location (Arah dan Lokasi)
  • Holiday (Hari Libur)
  • Describing People and Object (Mendeskripsikan orang dan objek)
  • Shopping (Berbelanja)
  • Ownership (Kepemilikan):  Penjelasan Possessive Adjective (Kepemilikan) dan Penjelasan Possessive Pronoun (Kepemilikan)
  • Folktales (Dongeng)

Semester 2

  • Government (Pemerintahan)
  • Command and Request (Perintah dan Permintaan)
  • Health and Hospital (Kesehatan dan Rumah Sakit)
  • Earth and Planets (Bumi dan Planet)
  • Expressing Feelings (Menyatakan Perasaan)
  • Tourism (Pariwisata)

Nah. Jika Aira, yang juga cucu Sang Mantan, bersekolah di Sekolah yang memiliki bahan ajar Bahasa Inggris seperti di atas, maka wajar dan biasa-biasa saja jika ia mengerjakan tugas dengan topik yang dijelaskan AHY (lihat juga image di atas). Dengan demikian, siapa pun bisa menerima penjelasan AHY mengenai tugas yang putri tercintanya kerjakan. Yah, sekedar tugas dari Sekolah, tidak lebih dari itu.

Apa yang Dipermasalahkan

Agaknya, tugas yang biasa-biasa saja (dan juga standar) tersebut, menjadi 'masalah' karena ada yang membaca 'pesan permintaan dari Aira' mengandung atau bermuatan politik/is, khususnya tentang 'agar lokcdown' seperti di Amerika. 

Suatu permintaan yang, sebetulnya sudah using, karena Presiden lebih memilih PSBB daripada melakukan total lockdown. Toh, PSBB sudah cukup menghambat sebaran Covid-19 serta 'mematikan' giat dan kegiatan ekonomi, interaksi sosial, keagamaan, dan lain sebagainya.

Dan, mungkin saja, kebijakan PSBB yang diputuskan Pemerintah, tidak diterima dengan lapang dada dan lurus hati oleh beberapa kalangan, sehingga mereka masih menyampaikan pesan 'meminta lockdown' secara tidak langsung. Sehingga bisa saja, pesan permintaan seperti itulah yang diberikan oleh AHY ke/pada Sang Putri; kemudian Sang Putri pun menulisnya; menulis tanpa tendensi apa pun atau berpikir bahwa apa yang dirinya lakukan tersebut memuat pesan politik secara atau yang tersembunyi.

Tapi, seandainya benar ada masukan dari AHY ke Sang Putri tentang 'lockdown,' maka jika menggunakan, misalnya, frasa PSBB is Indonesia Lockdown, tentu tidak (akan) mendapat tanggapan yang macam-macam dari pihak lain. Toh, 'muatan' lockdown dan PSBB (di Indonesia) hanya beda-beda tipis.    

Mungkin saja 'Pesan yang Tersembunyi' itulah yang mejadi perhatian berbagai kalangan; setelah itu digoreng sebagai isu panas; sungguh sesuatu yang menghabiskan energi. Bahkan, belakangan muncul 'akan diberekimkan' serta mendapat tanggapan dari KPAI. Jadi melebar ke mana-mana.

===

Dari hal-hal di atas, bisa menjadi pembelajaran berharga untuk AHY sebagai 'Orang Baru' pada Pentas Politik Nasional dan juga mereka yang 'berlebihan' menanggapi tugas dari Sekolah yang dikerjankan oleh Aira.

Jika benar bahwa AHY memberi pesan tersembunyi, maka ada baiknya ia lakukan hal tersebut melaui, misalnya, orang-orang dewasa atau kader Parpol. Dengan demikian tidak memunculkan 'kecurigaan' bahwa AHY menggunakan suara Sang Putri untuk menyampaikan pesan yang sebenarnya ia sendiri tidak tahu menahu.

Mungkin, AHY perlu belajar dari orang tua Amy Carter (Putri Jimmy Carter)  dan Malia serta Sasha (Putri-putri Barach Obama), mereka diperkenalkan ke hadapan publik sebagai apa adanya; dalam artian tanpa diembeli dengan kekuatan dan kekuasan politik orang tua. Amy, Malia, Sasha, dan mungkin saja anak-anak Presiden Joko Widodo, walau dengan penjagaan dan pengawalan ketat, mereka tampil tanpa beban politik, seperti rakyat biasa. Dan, lebih dari itu, walau mendapat bully serta kritik, mereka terima dengan senyum.

Cukuplah

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun