Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Perlu Diributkan, Itu Hanya Tugas dari Sekolah

8 Mei 2020   16:01 Diperbarui: 8 Mei 2020   18:32 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semestar 1

  • Direction and Location (Arah dan Lokasi)
  • Holiday (Hari Libur)
  • Describing People and Object (Mendeskripsikan orang dan objek)
  • Shopping (Berbelanja)
  • Ownership (Kepemilikan):  Penjelasan Possessive Adjective (Kepemilikan) dan Penjelasan Possessive Pronoun (Kepemilikan)
  • Folktales (Dongeng)

Semester 2

  • Government (Pemerintahan)
  • Command and Request (Perintah dan Permintaan)
  • Health and Hospital (Kesehatan dan Rumah Sakit)
  • Earth and Planets (Bumi dan Planet)
  • Expressing Feelings (Menyatakan Perasaan)
  • Tourism (Pariwisata)

Nah. Jika Aira, yang juga cucu Sang Mantan, bersekolah di Sekolah yang memiliki bahan ajar Bahasa Inggris seperti di atas, maka wajar dan biasa-biasa saja jika ia mengerjakan tugas dengan topik yang dijelaskan AHY (lihat juga image di atas). Dengan demikian, siapa pun bisa menerima penjelasan AHY mengenai tugas yang putri tercintanya kerjakan. Yah, sekedar tugas dari Sekolah, tidak lebih dari itu.

Apa yang Dipermasalahkan

Agaknya, tugas yang biasa-biasa saja (dan juga standar) tersebut, menjadi 'masalah' karena ada yang membaca 'pesan permintaan dari Aira' mengandung atau bermuatan politik/is, khususnya tentang 'agar lokcdown' seperti di Amerika. 

Suatu permintaan yang, sebetulnya sudah using, karena Presiden lebih memilih PSBB daripada melakukan total lockdown. Toh, PSBB sudah cukup menghambat sebaran Covid-19 serta 'mematikan' giat dan kegiatan ekonomi, interaksi sosial, keagamaan, dan lain sebagainya.

Dan, mungkin saja, kebijakan PSBB yang diputuskan Pemerintah, tidak diterima dengan lapang dada dan lurus hati oleh beberapa kalangan, sehingga mereka masih menyampaikan pesan 'meminta lockdown' secara tidak langsung. Sehingga bisa saja, pesan permintaan seperti itulah yang diberikan oleh AHY ke/pada Sang Putri; kemudian Sang Putri pun menulisnya; menulis tanpa tendensi apa pun atau berpikir bahwa apa yang dirinya lakukan tersebut memuat pesan politik secara atau yang tersembunyi.

Tapi, seandainya benar ada masukan dari AHY ke Sang Putri tentang 'lockdown,' maka jika menggunakan, misalnya, frasa PSBB is Indonesia Lockdown, tentu tidak (akan) mendapat tanggapan yang macam-macam dari pihak lain. Toh, 'muatan' lockdown dan PSBB (di Indonesia) hanya beda-beda tipis.    

Mungkin saja 'Pesan yang Tersembunyi' itulah yang mejadi perhatian berbagai kalangan; setelah itu digoreng sebagai isu panas; sungguh sesuatu yang menghabiskan energi. Bahkan, belakangan muncul 'akan diberekimkan' serta mendapat tanggapan dari KPAI. Jadi melebar ke mana-mana.

===

Dari hal-hal di atas, bisa menjadi pembelajaran berharga untuk AHY sebagai 'Orang Baru' pada Pentas Politik Nasional dan juga mereka yang 'berlebihan' menanggapi tugas dari Sekolah yang dikerjankan oleh Aira.

Jika benar bahwa AHY memberi pesan tersembunyi, maka ada baiknya ia lakukan hal tersebut melaui, misalnya, orang-orang dewasa atau kader Parpol. Dengan demikian tidak memunculkan 'kecurigaan' bahwa AHY menggunakan suara Sang Putri untuk menyampaikan pesan yang sebenarnya ia sendiri tidak tahu menahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun