Tentang Filsuf/Filosof
Sederhananya, (seorang) filsuf adalah orang yang berhomolia agar orang lain cinta kebijaksaan; atau orang melakukan kegiatan, orasi, dan narasi, agar audiensnya pahami, ikuti, serta bertindak bijak dan penuh kebijaksanaan. Seorang filsuf ada karena ia belajar (dari filsuf sebelumnya) atau pun 'jadi' karena ia local genius yang bertalenta filsafat.
Para filsuf, pada masanya, mengajari murid-murid atau pendengar tentang Negara dan Cinta Negara, Hormati Kaisar atau pemerintah, alalm semesta, etika, serta hal-hal mengenai ketertiban hidup dan kehidupan. Tujuannya adalah terciptanya demos atau rakyat yang tertip, disiplin sehat, berkualitas, dan berpengetahuan; sehingga mampu survive dan membela Negara. Seringkali, Filsuf pun menjadi orang penting di Istana, karena sebagai mentor para pangeran
Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Makna paling sederhana yang saya sering katakan mengenai Filsafat adalah adalah ilmu tentang bagaimana (cara) seseorang melakukan transfer pemikiran (kepada orang atau pihak lain) secara bijak, bijaksana, dan berhikmat. Selanjutnya, pada konteks itu, maka muncul pelbagai cabang Filsafat dan Ahli (Tentang) Filsafat.
Tapi, wajib diingat bahwa Ahli Ilmu (tentang) Filsafat, belum tentu ia seorang filsuf, juga sebaliknya; serta seseorang yang (baru) belajar dan lulus sebagai Sarjana, Magister, Doktor Filsafat, tidak serta merta menjadi seorang filsuf. Â Mereka yang pahami Ilmu (tentang) Filsafat, belum tentu menghasilkan dialog, orasi, dan narasi filosofis atau pun berfilosofi.
Berdasarkan itu, akhir-akhir ini, karena ramainya di Kanal Fisafat (Kompasiana), saya berusaha membaca satu demi satu artikel yang ada di sana; serta berusaha memilahnya.
Sehingga, paling tidak, menemukan dua hal penting, yaitu, (i) artikel-artikel tentang atau ada kaitannnya dengan Ilmu Filsafat, dan cabang-cabangnya, dan (ii) bisa saya sebut, deskripsi dari diskusi atau dialog filosofis; atau orasi dan narasi yang dibangun dari kaidah-kaidah Ilmu (tentang) Filsafat. Selanjutnya, ikuti penjelasan berikut
Pertama. Jenis artikel seperti ini sangat dominan, mendekati 90% postingan, di Kanal Filsafat. Isinya seperti materi kuliah Filsafat di Perguruan Tinggi dan Logika di kelas Pasca Sarjana. Juga, hampir semuanya merupakan saduran atau pun 'laporan membaca buku' dan paper tugas dari dari Dosen Ilmu Filsafat. Dengan itu, hampir semua artikel jenis ini, nyaris tanpa pandangan penulisnya; padahal, jika ia mau, maka bisa sebagai olah pemikiran yang nantinya bisa menjadi seorang filsuf. Dari sebaran di Kanal Filsafat, ternyata artikel 'mata kuliah Filsafat' seperti ini hanya sedikit dibaca, paling banyak 50 pembaca, bahkan ada yang tak lebih dari 10 hits.
Kedua. Jenis artikel, yang sata sebut sebagai, deskripsi dari orasi dan dialog filosofis dengan diri sendiri atau pun orang lain serta kelompok. Dalam artian, penulis memiliki dasar ilmu Filsafat yang memadai, sehingga ia mampu menilai, membahas, mendiskusikan, serta menghasilkan nilai-nilai atau value dari apa yang ia lihat, alami, dengar, rasakan, dan seterusmya, kemudian ditulis dalam berntuk artikel, dan mempublikasikan.
Nah, untuk teman-teman yang suka dan selalu ada di Kanal Filsafat, monggo pilih dan memilih jenis artikel yang (akan) dihasilkan atau dipublikasikan. Dua jenis tersebut saling berhubungan atau pun membantu.
Namun, jika mau menjadi 'lebih dari sekedar tahu tentang filsafat,' maka berupaya yang menghasilkan artikel jenis kedua atau ii, (selanjutnya lihat kolom komentar).