Hal tersebut akibat dari beberapa kemungkinan, misalnya (i) judul berita Media yang bombatis dan memunculkan multi pemahaman, (ii) salah memahami konten pemberitaan, misalnya, ada orang yang 'sekelas Rektor pun'  bisa salah tafsir tentang pasien ke 25 menjadi  25 orang tewas, (iii) sengaja membuat informasi salah, demi kepentingan tertentu; walau dibungkus dengan kalimat 'Masyarakat tidak perlu panik,' tapi justru membuat kepanikan publik.
===
Berdasar hal-hal di atas, agaknya, dalam rangka membangun (kembali) ketenangan publik, terutama, di Perkotaan, semua pihak selayaknya menahan diri; menahan diri dari publikasi informasi yang tak berbasis data dan fakta. Serta, menyatukan diri dengan Gugus Tugas yang ada, sehingga bersama-sama kerja dan kerja bersama-sama dalam rangka memberantas Covid-19. Itu yang tepat, daripada membangun panggung sendiri.
Cukuplah
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H