Catatan: Mereka yang Rentan Terserang Covid-19
Covid-19 semakin menyebar dan menggila ke berbagai penjuru Dunia serta diikuti dengan kepanikan publik; walau sudah cukup banyak orang yang dinyatakan sembuh dan lolos dari kematian akibat serangan Covid-19. Namun, bukan bermakna kita, anda dan saya, segera melepaskan diri dari kewaspadaan. Sebab, berbagai laporan menujukkan bahwa Covid-19 bermutasi ke level yang lebih ganas. Hal tersebut, bisa juga bermakna, setiap orang, dari semua strata, bisa terserang Covid-19, tergantung di mana ia berada dan bagaimana menjaga dirinya. Â Â
Dari jejak digital di berbagai Laman Berita Online, menunjukan bahwa orang-orang atau komunitas yang berpotensi terserang Covid-19 justru di mereka yang tinggal di Perkotaan. Hal tersebut karena, (i) mereka yang memiliki hewan peliharaan yang tidak sehat, (ii) penduduk miskin perkotaan yang minim fasilitas kebersihan dan kesehatan, (iii) daerah padat penduduk dengan tingkat polusi yang tinggi, (iv) anak-anak yang tidak mendapat perhatian atau terbiasa dengan disiplin kebersihan diri, (v) orang tua atau manula yang memiliki riwayat penyakit lain, misalnya pheunomenia, diabetes, liver, jantung, dan lain sebagainya (berdasar data yang ada, mereka yang meninggal dunia akibat Covid-19 adalah berusia lanjut).
Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Membaca, dan menulis ulang, tentang mereka yang rentan terserang Covid-19 di atas, sempat membuat 'sedikit kuatir;' kuatir terhadap cucu-cucu yang tinggal di Apartemen, dengan tingkat aliran udara segar tergantung ac, dan diri sendiri yang sudah melewati usia 60 tahun. Sebab, Covid-19 'naksir dan jatuh cinta' pada kelompok anak-anak dan manula tersebut.
Untungnya, saya hanya 'dicurigai' ada diabetes,' tidak memiliki riwayat heart atact, liver, atau pun penyakit kritis lainnya; daya pikir masih bagus dan mampu menulis artikel, membuat risensi, serta memeriksa skripsi dan thesis. Namun, walau 'hanya' seperti itu, karena Covid-19 yang cukup leluasa dan tanpa hambatan di Nusantara, cukup membuatku gentar dan kecut hati. Penyebab lainnya, kini, keseringan muncul pesan WA, yang isinya antara lain, "Papi ada di mana; Opa di mana; Opa Sehat, dan bla bla bla ......" Hadeh, tiba-tiba pada takut Opa atau Papinya meninggal akibat Covid-19.
Karena Covid-19 lebih suka pada/ke para manula (padahal para Manula, termasuk saya, tidak menyukai apalagi jatuh cinta pada Covid-19), maka saya menelusuri sejumlah tip (plus pengalaman pribadi) agar terhidar dari virus sexy itu. Hal tersebut antara lain
Istirahat atau Tidur yang Cukup
Manula biasanya sudah ngantuk sekitar jam 20.00-21.00, saat itu, waktu emas untuk mudah tertidur; tapi, kira-kira jam 02.00, mereka sudah terjaga dan ada kemungkinan, sulit untuk kembali pulas tertidur. Nah, jika seperti itu, dalam rangka tidak terserang Covid-19, maka tetap ditempat tidur, dan usahakan untuk tidur lagi. Isi waktu hingga tidur lagi dengan musik atau pun membaca Kitab Suci.
Juga, jika pada siang hari di rumah; manula biasanya diserang ngantuk pada jam 11.00-12/13.00; jika seperti itu, maka jangan 'membunuh' ngantuk dengan kopi atau rokok, tapi segera tidur.
Dengan demikian, kebutuhan tidur yang rata-rata 8 jam perhari, bisa terpenuhi. Dan, pada saat ini, terjadi 'pemulihan' organ-organ tubuh sehingga tetap mempunyai kemampuan imunitas melawan Covid-19.