Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Usulan untuk Menangani NF dan Kewaspadaan Orangtua

11 Maret 2020   20:24 Diperbarui: 11 Maret 2020   21:17 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catatan Singkat tentang Sally Face

Sally Face merupakan game Adventure Psychologial Horror yang dikembangkan oleh Steve Gabry, sekitar satu dekade yang lalu.

Berawal dari Sal, remaja putera berusia 15 tahun, bersama orang tuanya pindah ke Addison Apartments, di Distrik dan Negara Imajiner. Di tempat tersebut, Sal menemukan kejadian aneh di sekitar gedung, termasuk hantu, setan, pembunuhan, dan sejenisnya

Sal, remaja cerdas ini, merahasiakan temuannya, dan berupaya menemukan misteri di baliknya. Untuk melanjutkan aksinya, ia menggunakan topeng atau tidak memperlihatkan wajah aslinya; ia menjadi Sally Face, berwajah putih dan ungu serta rambut warna biru.

Berdasar sejumlah video Sally Face di YouTube, walau dengan gambar-gambar animasi, namun penuh dengan simbol-simbol kekerasan, darah, mistis abad pertengahan, dan satanism. Termasuk, kata-kata dan grafis rencana aksi yang akan dilakukan.

Agaknya, animasi keberanian yang mulanya berasal dari Steve Gabry tersebut, kemudian dikembangkan oleh orang lain. Dan, pengembangan tersebut, bukan lagi menyangkut membuka rahasia seperti di Addison Apartments, melainkan cara melenyapkan musuh atau pun orang yang tidak disukai. Namun, prosesnya, harus dilakukan dengan tenang, tanpa dicurigai, dan tampil biasa-biasa saja.

Sedikit Catatan tentang NF

Berdasar sejumlah pemberitaan Media, NF memiliki karakteristik perilaku, antara lain

  1. Ada kekecewaan kepada keluarga dituliskan di papan curhat dan berbagai gambar-gambar tentang kesedihan.
  2. Sehari-harinya, NF dikenal sebagai sosok pendiam.
  3. Di sekolah, NF cukup berprestasi dan mahir berbahasa Inggris. Tak disangka, dibalik diamnya itu, NF memendam kekecewaan dan amarah yang mendalam.
  4. Ungkapan kekecewaannya dan amarahnya itu tertuang dalam gambar dan tulisan pelaku.
  5. Saat menggeledah rumah NF, polisi menemukan bukti-bukti gambar dan tulisan misterius.
  6. Salah satu gambar yang menarik perhatian adalah sketsa tokoh fiksi Slender Man yang digambarkan sebagai sosok pria berwajah rata yang suka menculik dan melukai anak-anak.
  7. Ada gambar bocah dengan tubuh terikat; dan tulisan  "all the good girls go to hell".
  8. Diduga ia menyimpan rasa dendam dan sakit hati serta kekecewaan yang mendalam hingga memiliki pemikiran untuk membunuh.
  9. Ia mempunya binatang peliharaan kucing; tapi kalau lagi kesel,  kucing tersebut dilempar dari lantai dua; kodok hidup, bisa bunuh tusuk-tusuk pakai garpu.

Dokumentasi Kompasiana
Dokumentasi Kompasiana
Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Ini masih tentang NF, bukan remaja psikopat, yang sekarang masih ditangani Aparat Kepolisian. Info yang saya dapat, NF ditahan; mudah-mudahan info tersebut, salah; Polisi juga telah mengajak pakar kejiwaan untuk menangani NF. Namun, untuk menangani NF, menurut saya, ada beberapa hal yang patut diperhatikan. Antara lain,

Tempat Tahanan NF

Di mana dan bagaimana NF di tahan? Ini patut diperhatikan Polisi. Menurut keterangan Polisi ke/pada Media, NF memiliki kekecewaan terhadap orang tuanya,  dan kemarin, saya terangai bahwa ia hidup dalam kesepian dan kesendirian; kemudian memunculkan naluri untuk membunuh.

Pada sikon seperti itu, ada baiknya, NF harus ada ditempat yang 'tidak seperti sel tahanan' atau jeruji besi. Tidak juga seperti Rutan Anak di Pondok Bambu Jaktim atau Tangerang.

Oleh sebab itu, (i) NF harus di tempat khusus, dan dalam pengawasan Polwan yang berpakaian sipil, (ii) ada kemungkinan NF semakin tertutup, jadi berikan kembali 'papan curhatnya;' karena melalui media itu, NF akan 'lebih membuka rahasia,' (iii) ciptakan suasana senyaman mungkin agar NF menemukan interaksi dengan sesama, yang lama hilang dari dirinya.

Perlu Informasi dari Guru-guru NF

Guru-guru bisa memberi informasi tentang keberadaan NF di dalam dan luar kelas. Misalnya, reaksi terhadap pertanyaan yang sulit, jawaban yang ia berikan, atau pun 'tetap diam saat sekitarnya ramai.

Selain itu, juga memerlukan informasi dari guru SD dan Senirupa di SMP. Karena, ada kemungkinan guru-guru tersebut mengetahui ketika NF mulai menggambar hal-hal yang berhubungan dengan Sally Face. Dari situ, akan didapat 'sejak kapan NF termotivasi Sally Face.'

Informasi dari Orang Tua NF

Kemungkinan, tidak banyak yang didapat dari mereka. Namun, dari papa-mama NF, Tim Polri bisa menemukan informasi tentang, misalnya, kekerasan terhadap NF atau anak-anak lainnya di rumah, orang tua bertengkar hebat diiringi kekerasan di hadapan NF. Semuanya itu, bisa saja terekam dengan manis oleh NF. Sehingga, memunculkan ketidaksukaan dan kekecewaan yang ekstrim pada orang tuanya.

Memeriksa Riwayat Menonton Video (di Kanal YouTube) pada Gadget NF

Dengan cara itu, bisa mendapatkan informasi sejak kapan NF menonton video-video Sally Face; dan berapa banyak video yang ia tonton. Kemungkinan, sejak lama dan mencapai ratusan; serta ada video yang favorit dan ia tonton berulang-ulang. Sehingga, detail yang NF tonton, begitu melekat serta ia tirukan.

====

Dari Catatan-catatan ringan di atas, mungkin cukup menjelaskan tentang NF. Semuanya itu bisa merupakan pembelajaran untuk semua orang tua, termasuk anda dan saya. Agaknya NF, utamanya dalam proses tumbuh kembangnya, berada di dalam sejumlah sikon yang carut marut, bahkan tak ada yang jadi pendampingnya.

Dalam sikon seperti itu, NF menemukan hiburan, yang mematikan, yaitu video-video Sally Face. Semua itu, ia lihat, nonton, perhatikan terus menerus; kemudian memicu serta memacu dirinya sebagai  tokoh Imajiner Sally Face. Di sini, ia mengidentifikasi diri sebagai Sally Face pada konteks kekinian, di rumah dan lingkungannya.

Jadi, sebagai orang tua, yang mungkin saja memiliki remaja, maka perlu memperhatikan proses pertumbuhan dan perkembangan mereka. Sehingga, jangan sampai terjadi mereka bertumbuh dalam iringan kesepian serta kesendirian. 

Selain itu, para orang tua, monggo perhatikan hal-hal di atas, pada nomor 1-9, itu adalah puncak gunung es dari tumukan kerumitan jiwa NF; dan NF tidak menemukan tak seorang pun, pada saat ia butuhkan untuk mengurai benang kusut kerumittan jiwanya. Akibatnya? Anda sudah tahu melalui pemberitaan Media. 

Cukup lah

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun