Juga, perlu pertimbangan bahwa anak-anak tersebut sudah (akan) tercabut atau dicabut dari lingkaran (komunitas sebelumnya), yang diketahui sebagai kelompok radikal, kekerasan, perang serta darah, memberikan mereka (menciptakan) suatu identitas  biologis, bahkan 'silsilah' yang baru. Ini penting, agar terhapus memori atau rekaman lama (yang tersimpan dalam pikiran) ketika mereka di Timur Tengah; seperti dilakukan pada proses cuci otak. Ini yang paling sulit, apalagi memori tersebut sudah tertanam di/dalam alam bawa sadar dan sewaktu-waktu muncul sebagai mimpi buruk.
Penghapusan memori itu, bukan hal yang mudah; tapi jika menggunakan pola, misalnya terhadap 'pasukan tertentu yang tahu rahasia Negara,' ketika mereka pensiun; atau, ada cara-cara lainnya.
Cara-cara di atas, memang cukup rumit, butuh waktu, tim yang kuat, dana, dan lain sebagainya, tapi karena Pemerintah sudah mengambil sikap, maka apa pun resikonya, harus dijalani atau tempuh.
So, lanjutkan lah, jika sudah siap
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Artikel Terkait: Telaah Psikologi Perkembangan terhadap Rencana Pemulangan Anak-anak Eks ISISÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H