Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mereka Menyimpan Benci dan Kebencian Politik

19 Januari 2020   12:09 Diperbarui: 19 Januari 2020   12:15 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Terjadi?

Nah. Mengapa terjadi seperti di atas atau yang dilakukan oleh PSG tersebut? Jawabannya hanya satu, yaitu adanya 'benci dan kebencian politik.' Entah sejak kapan benci dan kebencian tersebut tertanam dalam diri, tubuh, darah, daging, hati, pikiran, otak para PSG?

Jika diurut ke belakang, Gubernur yang sekarang, ia jadi karena mengalahkan BTP-Djarot; lalu mengapa masih ada dendam terhadap Presiden dan membullynya? Juga, jika para PSG tersebut adalah pendukung Prabowo Subianto (pada waktu Pilpres 2019), toh Prabowo telah menjadi bagian dari 'team work Jokowi;' lalu, mengapa mereka tetap saja tidak menyukai Presiden RI? Dan seterusnya.

Jadinya? Ada kemungkinan, Sang Gubernur mulai (telah?) membangun poros dukungan politik baru dalam rangka tujuan dan kompetisi politik pada akan datang atau ke depan; entah itu sebagai Gubernur (lagi) atau menjadi salah satu di area elite Nasional. Sehingga upaya untuk mencapai hal tersebut, ia gunakan PSG sebagai alat untuk 'mengecilkan' siapa pun yang sekiranya menjadi penghalang laju serta gerakan politiknya. Sayangnya, langkah tersebut tidak dilakukan secara smart, melainkan justru 'membunuh diri' dengan menunjukan benci serta kebencian terhadap Presiden RI.

Selain itu, upaya Sang Gubernur yang 'melepaskan PSG' untuk menghadang gerakan atau aksi para  kontra terhadap dirinya, itu sah-sah saja, namanya juga usaha. Tapi, hendaknya dilakukan dengan cara yang sejajar dan kontekstual serta pertimbangkan batas-batasnya. Faktanya, yang terjadi adalah PSG melakukan aksi penghadangan dengan orasi dan narasi liar, misalnya 'Lu Turunkan Anies, Gue Turunkan Presiden lu'; ini, hubungannya di mana? Selain terjadi karena ada benci dan kebencian politik. Suatu salah kaprah yang di luar akal sehat saya yang sudah tuwir.

Akhir kata

Pada ranah itu (Kebencian Politik dan Politik Kebencian) para Politisi dan Parpol tersebut sebagai upaya meruntuhkan krebilitas pemerintah; mereka bukan oposisi yang kritisi dan berikan solusi, namun hanya asal bunyi tanpa jalan keluar.

Agaknya, bangsa ini, terutama Politisi dan Parpol serta para pendukungnya, masih harus terus menerus belajar; belajar, belajar, dan belajar; terutama belajar berpolitik yang bermartabat dan tanpa Kebencian Politik serta Politik Kebencian.

Opa Jappy | Indonesia Today

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun