Karena adanya 'puasa yang dihubungkan (sebagai) ibadah itulah, maka ada 'perlakuan khusus.' Sehingga puasa tersebut tidak sekedar memindahkan jadual makan, melainkan lebih dari itu.
Pada sejumlah atau berbagai Komunitas Iman, (ketika atau waktu) melakukan puasa, harus terjadi semacam upaya perbaikan dan pemulihan diri secara menyeluruh.
Sehingga yang terjadi antara lain (i) membuang segala perbuatan, perkataan, dan keinginan yang tidak benar, (ii) pelatihan rohani, (iii) merendahkan diri di hadapan Sang Ilahi, (iv) pengosongan diri dari hal-hal jahat; kemudian mengisinya dengan kebaikan, kebenaran, dan keadilan, (v) termasuk pelatihan dan pemulihan diri sehingga mampu mengontrol emosi, kata-kata, tindakan, pikiran, dan perilaku, (vi) dan lain sebagainya.
##
Nah. Saat ini, jika kita sementara puasa pada siang hari, maka monggo menilai diri sendiri; apakah cuma sekedar puasa makan-minum atau lebih dari itu.
Tentu, puasa selayaknya bukan seperti era Helenis atau hanya cukup menahan lapar dan haus; melainkan bisa menjadi pelatihan rohani dan pemulihan luka-luka bathin.
###
Selamat Berpuasa
Opa Jappy | Indonesia Today
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H