Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

People Power akan Dihadang People Fight

6 Mei 2019   14:54 Diperbarui: 10 Mei 2019   19:39 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang People Power

People Power, selanjutnya PP, merupakan demonstrasi massal tanpa kekerasan yang terjadi di Filipina pada 1986. People power mengacu pada revolusi sosial damai yang terjadi di Filipina. Sehingga People Power merupakan paduan berbagai kegiatan atau pun aksi rakyat, militer, aktivis dari berbagai latar belakang; dengan satu tujuan yaitu meruntuhkan kakuasaan dan menggantinya.

Hal yang sangat penting pada PP adalah adanya dukungan publik yang sebanyak-banyaknya, dorongan dan perlindungan kekuatan militer (secara langsung maupun tidak), pergerakan massa yang TSM secara sendiri-sendiri maupun teroganizir.

[Lengkapnya, KLIK K-IHI]

Mengukur Kemampuan People Power ala Amin Rais

Tiba-tiba, tiada hujan, badai, dan petir, Amin Rais, tokoh yang mencangkokan diri pada Gerakan Mahasiswa 98, berseru lantang (akan) melakukan PP. Alasannya adalah Pilpres Curang sehingga Prabowo kehilangan kesempatan menjadi Presiden RI. Teriakan tersebut, kemudian dilanjutkan oleh para pendukung setia Prabowo lainnnya.

Teriakan PP tersebut, cukup menjadi perhatian publik. Namun ketika publik melakukan telaah lebih mendalam, timbul tanya, "Apakah Amin Rais manpu melakukan semuanya itu"?

Katakanlah, Amin Rais, dengan percaya diri, mampu menggerakan massa untuk PP. Dari mana asal mereka? Sementara, mayoritas rakyat RI menanggapi idea Amin sebagai suara komedian.

Mungkin saja, Amin menghitung (i) suara perolehan suara Gerindra pada Pemilu 2019 yang berkisar 15-20 juta suara, (ii) militan FPI dan FUI, (iii) anggota PAN, PKS dan eks HTI, (iv) massa mengambang yang memilih Prabowo pada Pilpres 2019.

Dengan total kekuatan mencapai puluhan juta itu, apakah mampu diberikan ke satu titik kumpul, sebagaimana 'roh dari People Power'?

Apalagi, jika mau menggerakan massa yang besar dan bergelombang sehingga menjadi PP, membutuhkan dana dan logistik yang tidak sedikit.

Amin jangan berpikir mudah bahwa ia akan sukses seperti Jakarta 1998. Juga, sejumlah besar pemuka agama dan tokoh informal dari berbagai daerah, secara terang benderang menolak gagasan anomali dari Amin Rais.

Pada konteks kekinian, Prabowo, Amin, Eggi, Djoko Santoso cs, harusnyan melihat bahwa sangat beda dengan PP di Filipina dan Jakarta 98. Misalnya, Jakarta 98, pergerakan mahasiswa dan rakyat ke Senayan, hampir semuanya dengan biaya atau dana sendiri. Mereka bergerak dengan tujuan yang sama.


Hal seperti Jakarta 98, tentu tidak bisa dilakukan oleh Amin dan Eggi cs; apalagi, mereka telah awali itu dengan narasi menang, curang, perang, serta sebaran hoaks dan ujaran kebencian terhadap pemerintah NKRI.

Jadi, sebetulnya PP ala Amin Rais, saya setuju dengan Inas N Zubir, bahwa gerakan tersebut adalah adu domba sesama rakyat Indonesia. Oleh sebab itu, menurut saya, perlu diwaspadai serta ada upaya cegah dini.


People Fight

Kewaspadaan dan upaya cegah dini itulah, yang sementara berkembang di/pada banyak Organ Relawan dan Komunitas Masyarakat. Para ketua organ dan komunitas telah intens membahas langkah-langkah strategis, sikiranya Amin Rais berkeras melakukan kekacauan melalui PP.

Dengan demikian, People Power (akan) berhadapan dengan paduan kekuatan rakyat dengan frame People Fight. Sehingga, jika benar-benar ada, maka tidak menutup kemungkinan terjadi kerusuhan sosial, pertumpahan darah, bahkan perang saudara.

TNI dan Polri Sudah Bersikap

Lepas dari Joko Widodo sebagai Capres, ia juga masih sebagai Presiden RI yang sah; dan juga memiliki rantai komando langsung ke TNI dan Polri. Rantai komando itu telah ia fungsikan dengan tepat, baik, dan benar.

Hal tersebut terbukti pada beberapa hari yang lalu, beredar video pesan Panglima TNI dan Kapolri bahwa akan bertindak tegas terhadap mereka yang anarkis Dan membuat kekacauan di Negeri ini.

Itu juga bisa bermakna bahwa TNI dan Polri secara pasti tidak membiarkan adanya People Power atau pun People Fight, karena sama-sama berpotensi terjadinya kegaduhan publik dan kerusuhan sosial. Dampaknya? Tak perlu lagi dibahas.

##

Cukup lah

Opa Jappy | Pendiri dan Penasehat Relawan Indonesia Hari Ini Memilih Jokowi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun