Catatan Awal.
Mari, kita percaya pada hasil perhitungan suara, dengan metode apa pun, bahwa Prabowo-Sandi menang pada Pilpres RI 17 April 2019. Dan, biar aman, tenteram, danai, kita pun ikut riang gembira bersama mereka; yang penting Prabowo bahagia.
[Sebagai orang-orang yang bahagia, tentu saja, jika ditanyakan, "Mengapa Kamu Bahagia?" Pasti akan menjawab dengan pasti alasan-alasan yang menjadikan dirinya bahagia].
Sebetulnya, bisa sama dengan ketika seseorang memenangkan pertandingan, kompetisi, atau pun perlombaan. Seringkali ia gembira, sambil menunjukan bukti yang menyebabkan ia menang.
Nah. Bagaimana dengan kemenangan di Pilpres; misalnya, Pilpres RI. Tentu saja, jika ada data, fakta, bukti kuat sebagai pemenang, maka itu perlu diperlihatkan kepada publik. Ini untuk menjawab keraguan publik, juga sekaligus bukti kepastian kemenangan. Itu yang seharusnya terjadi.
Tapi, ternyata tidak. Pertinggi BPN Prabowo-Sandi tidal lakukan itu. Ketika pers bertanya kepadanya tentang data hasil pemungutan suara, Petinggi itu berkata,
"Belum saatnya membuka data penghitungan suara internal. Nanti dong, kan masih penghitungan.
Pada waktunya ada yang bertugas untuk itu. Pusat penghitungan datanya ada di beberapa tempat. Memang ini ada operasi politik dan operasi intelijen. Ini bukan pemilu yang fair, (Sumber: Kompas).
###
Jelas, menurut petinggi itu, masih dalam pertungan, dan katanya di berbagai tempat. Gitu to. Info lain menyatakan BPN pastikan menang menurut data exit poll dan real count dari 300.000 TPS.
Hebat. Hanya dalam tempo sehari, BPN mampu menghitung suara dari 300.000 TPS. Jadi, hasil hitungan itulah, yang menjadikan Prabowo menyatakan diri sebagai Presiden RI; hingga tiga kali, ia nyatakan hal tersebut. Saya ajak anda percaya, agar Prabowo-Sandi bahagia.