Politik bisa berarti kegiatan (rencana, tindakan, kata-kata, perilaku, strategi) yang dilakukan oleh politisi untuk mempengaruhi, memerintah, dan menguasai orang lain atau pun kelompok, sehingga pada diri mereka (yang dikuasai) muncul atau terjadi ikatan, ketaatan dan loyalitas (walaupun, yang sering terjadi adalah ikatan semu; ketaatan semu; dan loyalitas semu); lengkapnya Klik Opa Jappy | Kompasiana.
Politik juga bisa bermakna seni mempengaruhi orang lain; dengan itu, hampir tidak ada satu sisi hidup dan kehidupan yang tak berhubungan dengan politik. Namun, belakangan, kadang politik 'disempitkan' hanya pada urusan kuasa dan kekuasaan; dan sering juga diperkecil lagi dengan demokrasi politik, dan masih banyak lagi.
Politik, demokrasi, kemudian dihubungkan dengan kampanye, dan selesai di situ. Padahal, kampanye, bisa terjadi atau dilakukan pada semua bidang, utamanya kegiatan yang bersifat mempengaruhi orang lain untuk memilih seseorang, kelompok, atau hasil produksi tertentu. Demikian juga (yang terjadi) pada Pilpres RI tahun 2019, semua calon presiden dan wakil presiden (akan) melakukan kampanye tertutup (dalam/di ruangan) dan terbuka atau area terbuka yang tanpa batas;Â tentang Kammpanye, Klik Opa Jappy | Kompasiana.
Apa pun makna dan pemaknaan politik, demokrasi, kampanye, itulah riak lan dari Demokrasi; riak lain yang sering disebut pada orasi Presiden RI. Presiden juga pernah menyatakan bahwa, intinya, demokrasi itu memberi sukacacita, menyenangkan, tanpa ketakutan, serta memberi harapan masa depan yang lebih baik.
Salah satu bagian dari demokrasi di RI, yang menyenangkan itu adalah Pemilu, di dalamnya ada pemulihan Senator, Anggota Dewan Perwakilan, Wakil Presiden, dan Presiden. Kini, hari ini, Pemilu sudah menghitung jam; segala sesuatu yang menyangkut 'Hari Pencoblosan' sudah nyaris 100% selesai. Di mana-mana, rakyat menanti hari H dengan antusias, semangat, serta sukacita; dan mungkin saja, tidak ada yang menunggu Hari Pencoblosan dengan amarah atau pun kebencian.
Walaupun seperti itu, tidak bisa disangkal bahwa, hari-hari kampanye yang panjang, tidak sepenuhnya menjadikan orang atau calon pemilih jadi tertarik (dan menarik perhatian) pada para kandidat. Sehingga tingkat dan potensi keterpilihan mereka, menurut sejumlah survei, tetap rendah atau tidak naik secara signifikan; atau pun membuat mereka bisa terpilih. Ini adalah suatu problem.
Nah. Ketidakterpilihan (tidak terpilih) itulah yang (paling) ditakutkan oleh semua politisi yang 'berjuang' di arena Pileg dan Pilpres. Oleh sebab itu, semua cara mereka lakukan demi meraih dan merebut kemenangan atau terpilih, termasuk curang, kecuranga, serta berbagai penyimpangan lainnya.
Penyimpangan-penyimpangan tersebut  sudah banyak terlihat; dan mungkin saja, akan berlanjut pada sebelum, sementara, dan setelah Hari Pencoblosan, perhitungan suara, input hasil suara, tabulasi, dan lain sebagainya.
Berdasarkan itu, muncullah berbagai organ atau pun institut publik dan swadaya (dan swadana) melakukan gerak bersama; yang secara bersama mengawal (dan mengawasi) hasil Pileg atau pun Pilpres. Salah satunya adalah kelompok Kawal Presiden 2019.
KAWAL PILPRES 2019, merupakan wadah gerakan bersama yang dibentuk dan didukung oleh (urutan berdasarkan abjad)
- Beneran IndonesiaÂ
- Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi)Â
- Forum Nasional Perempuan Bhinneka Tunggal IkaÂ
- Gema Mathla’ul AnwarÂ
- Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI)Â
- Gerakan Damai NusantaraÂ
- Gerakan Indonesia Kita (GITA)Â
- Gerakan Kebangsaan Indonesia (GKI)Â
- Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)Â
- Gerakan Pemuda AnsorÂ
- Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)Â
- Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP)Â
- Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen di Indonesia (JKLPK)Â
- Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPRR)Â
- Jaringan Solidaritas NKRIÂ
- Komisi Kerasulan Awam KWIÂ
- Komite Pemilih Indonesia (Tepi)Â
- Komunitas Indonesia Hari IniÂ
- Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN)Â
- National Character Building Indonesia (NCBI)Â
- PARA SyndicateÂ
- Pena HAMÂ
- Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI)Â
- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)Â
- Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI)Â
- Pimpinan Pusat Pemuda MuhammadiyahÂ
- Sahabat AnsorÂ
- TPS & A5 Crisis CenterÂ
KAWAL PILPRES 2019, merupakan lembaga swadaya dan swadana, terpanggil untuk mengawal dan mengawasi, bahkan menghitung hasil suara Pilpres (khusus Pilpres); dengan salah satu pertimbangan bahwa pada Pilpres lah cenderung terjadi sangat banyak aksi, giat, kejadian, tindakan, yang bisa menimbulkan kecurigaan pada rakyat atau pemilih. Dan, semuanya itu, jika tidak hati-hati, maka bisa menimbulkan hal-hal yang bersifat perpecahan bangsa atau atau pun kekerasan sosial.
Oleh sebab itu, KAWAL PILPRES 2019 berbasis aplikasi atau pun IT. Sehingga mereka atau siapa pun yang ikut ambil bagian di/dalam KAWAL PILPRES 2019 perlu melakukan beberapa langkah cerdas sebagai berikut
- Install dan aktifkan aplikasi PeSankita Indonesia https://pesan.kita.id
- Daftar KawalPilpres, klik icon KawalPilpres
- Undang teman yang lain; dengan konde refrensi; misalnya, Â .....86032120
Selanjutnya, pada waktu Pilpres, mereka ada di area TPS; dan setelah hasil perhitungan suara; mereka foto hasil tersebut; kemudian mengirim ke Aplikasi atau pun Grup WA Kawal Presiden 2019, hasil tersebut akan dilanjutkan oleh tim teknis aplikasi.
Hasilnya adalah bukan exit pool atau pun quick count, melainkan real count; dan bisa sebagai refrensi dan pembanding dengan hasil dari perhitungan dari lembaga terkait lainnya. Dan sebisa mungkin, hasil tersebut sebagai suatu hasil awal yang valid, sehingga publik tidak tergoda untuk meyakini hasil quick count sebagai hasil akhir.
Semoga
Opa Jappy | Penggagas dan Deklarator Gerakan Damai Nusantara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H