Rabu 2 Januari 2019, pkl 20:05, Twitter @AndiArief, "mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar".
Rabu 2 Januari pkl 22:06, berita tersebut muncul di laman timesindonesia.co.id; berapa jam kemudian, puluhan Media News Online mempublikasikan berita tersebut. Hingga detik  ini, berita tersebut masul 'lalu-lalang' di Dunia Maya. Ketika berita 'surat suara' tersebut semakin ramai, Andi Arief menghapus kicauannya; mengapa?
Lalu, mengapa Andi Arier langsung 'menyebarkan berita kotak suara?' Bukankah ia mempunyai akses ke berbagai pihak untuk mencari tahu kebenarannya?
Akibat penyebaran berita itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah berkoordinasi dengan Cyber Crime Mabes Polri untuk menindaklanjuti penyebaran hoaks tujuh kontainer surat suara pemilu yang sudah tercoblos.
Laman kompas.com melaporkan bahwa, Ketua KPU Arief Budiman telah memastikan bahwa kabar tujuh kontainer berisi surat suara pemilihan presiden yang sudah dicoblos adalah hoaks. Namun, menurut saya, tidak selesai hingga di situ atau menyatakan sebagai hoaks, tapi harus mengusutnya hingga tuntas.
Bukti permulaan sudah ada. Dari analisis kronologis percakapan dan intonasi suara, si penelpon hanya satu orang, dan berbicara berdasar teks yang sudah disiapkan.
 Sementara itu, isi percakapan pun ditengarai berasal dari salah satu kelompok pendukung Capres/Cawapres. Serta, Andi Arief lah yang pertama pertanyakan di media pemberitaan.
So, kita menanti perkembangan berikut.
Opa Jappy | Ketua Komunitas Indonesia Hari Ini - IHI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H