Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kopi yang Tumpah

31 Desember 2018   15:04 Diperbarui: 31 Desember 2018   17:16 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang remaja putri, katakanlah ia bernama Putri, sementara membawa segelas kopi, tiba-tiba ada seseorang, Pa, menyenggolnya dari belakang. Gelas di tangan Putri tergoncang, dan kopi tertumpah ke lantai.

Putri hanya tersenyum melihat kopi yang tertumpah; sementara orang lain yang melihat kejadian tersebut, cuma diam dan tak banyak bereaksi.

Sesaat, kopi yang tertumpah di lantai, dibiarkan apa adanya. Tidak ada seorang pun di/dalam ruangan berinisiatif untuk membersihkan tumpahan kopi di lantai. Beberapa saat kemudian, Pa yang menabrak Putri, mengambil pembersih dan membersihkan lantai dari tumpahan kopi. 

Setelah itu, semuanya berjalan seperti semula. Mungkin, tidak ada yang ingat 'peristiwa kecil' tersebut; peristiwa kecil yang dilupakan dan terlupakan. Dilupakan karena terlihat sangat tidak penting dan tak bermakna.


Namun, saya memperhatikan semuanya itu, dan merekamnya sebagai video; dan ternyata, ada beberapa hal yang menarik; yang bisa saja semuanya berhubungan dengan hidup dan kehidupan, kita, anda, dan saya, selama tahun 2018. Coba, simak

Pertama
Hidup dan kehidupan tidak lepas dari gesekan, benturan, gejolak yang sengaja atau pun tidak. Gesekan tersebut bisa datang dari siapa saja; misalnya dari mereka yang tidak dikenal, anak, isteri, suami, atau pun lingkungan kerja dan sebagainya. 

Ya, akibat gesekan tersebut, bagaikan Putri yang tertabrak dari belakang, sehingga kopi yang ia pegang tumpah ke lantai.

Dan bisa saja, akibat gesekan itu, ada sesuatu yang tertumpah atau tercecer atau menimbulkan masalah. Mari mengingat, atau coba menghitung, berapa banyak 'masalah, kejadian, peristiwa, kemelut, yang muncul atau terjadi (mungkin juga kita alami) karena (akibat perbuatan) seseorang di luar diri sendiri?

Mungkin sangat banyak, atau hanya beberapa, namun membekas hingga detik ini, ketika mau mengakhiri tahun 2018. Itulah hidup dan kehidupan, tidak lepas dari benturan dan gesekan; namun bagaimana kita, anda, dan saya menyikapinya.

Kedua
Sekali lagi, perhatikan video di atas. Akibat tertabrak, yang tumpah adalah kopi; karena gelas berisi kopi, bukan susu, teh, atau pun air putih. Ini juga bisa mencerminkan bahwa setiap benturan, berakibatkan masalah baru atau berikutnya. Itu bisa terjadi pada siapa saja atau dalam keadaan apa pun.

Mungkin saja, selama tahun 2018, ada banyak hal yang terjadi (dan kita alami), akibat dan berkaitan dari hal-hal sebelumnya; dan, akibat tersebut berdampak lebih besar dan berbahaya, dari 'hal kecil' yang terjadi sebelumnya.

Ketiga
Dari video di atas, terlihat dengan jelas, reaksi Putri setelah tertabrak dari belakang. Ia tidak terkejut dan marah; sebaliknya tetap senyum, tenang, dan biasa-biasanya. Itulah reaksi terhadap gesekan atau benturan yang ia alami.

Bukankah seringkali terjadi, jika kita, anda dan saya, mengalami benturan atau pun gesekan, mungkin saja tidak merugikan atau berdampak besar, namun reaksi (kita, anda, dan saya) adalah marah, suara kasar, atau pun hal-hal di luar dugaan?

Jelas bahwa reaksi seseorang terhadap hal-hal yang datang dari luar, gesekan, benturan, masalah, dan lain sebagainya, biasanya mencerminkan apa yang ada di/dalam dirinya.

Jika dalam dirinya adalah penuh amarah, cacian, atau pun hal-hal hitam dan pahit seperti kopi pahit, maka itu juga lah yang (akan) keluar.

Kini, di akhir 2018, (kita, anda, dan saya) ingat-ingat kembali reaksi pada waktu sesuatu yang bisa disebut benturan dan gesekan.

Apa yang pertama kali (kata dan sikap) muncul dari dalam diri ketika menerima benturan dan gesekan? Adakah itu menyakiti atau membalas orang yang melakukannya?

Atau, hanya senyum dan diam, serta pasrah; atau bahkan memeluk dia, dan berkata, "Semuanya tidak apa-apa." Jika ini yang terjadi, maka betapa damainya diri anda; dan jika ribuan orang lakukan yang sama, maka luar bisa damai di Bumi.

Keempat
Akhir dari video di atas adalah Pa membersihkan lantai yang kotor akibat kopi yang tertumpah. Itu adalah tindakan yang menunjukkan tanggungjawab atau sikap yang bertanggungjawab. Hal tersebut, mungkin saja, beda dengan banyak orang di sekitar kita, anda, dan saya.

Bisa dikatakan, tidak banyak orang yang berani bertanggungjawab terhadap orasi, narasi, dan perbuatannya yang berdampak pada merugikan orang lain. Kebanyak orang (akan) menyangkali diri bahwa, 'itu atau ini adalah perbuatan dirinya.'

Mungkin saja, pada 2018 ada hal-hal yang anda dan saya lakukan bagaikan Pa yang menabrak Putri; nah, ke depan, pada 2019, sebisa mungkin tunjukan tanggungjawab untuk meperbaiki semuanya.

Coba perhatikan, yang dilakukan oleh Pa, bukan saja sekeda membersihkan, namun membuat hingga tidak membekas. Hal seperti itulah yang seharusnya terjadi pada hidup dan kehidupan (kita) sehari-hari. 

Dalam artian, berani melupakan segala hal yang menyakitkan, pahit dan getir, serta tadinya merusak interaksi dengan sesama atau orang lain.

Dengan itu, yang terjadi adalah memaafkan dan melupakan. Seringkali, banyak orang memang mudah memaafkan, namun tidak mudah untuk melupakan. Sebab, memaafkan, berpotensi mengingat kembali; namun, melupakan sangat kecil kemungkinan untuk ingat kembali.

##

Nah. Monggo, anda melihat lagi video di atas, dan refleksikan. Mungkin saja, anda akan menemukan hal-hal yang menarik lainnya.

Akhir kata,

Selamat  Tahun Baru 2019.

Opa Jappy | Komunitas Indonesia Hari Ini - iHI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun