Viktor Bungtilu Laiskodat, Gubernur Baru NTT
Beru beberapa bulan, tepatnya sejak 5 September 2018, Viktor Bungtilu Laiskodat-Yosef Nae Soi menjadi Gub/Wagub Provinsi NTT. Mereka berdua termasuk hasil Pilkada Serentak pada beberapa waktu sebelumnya. Sehari setelah dilantik, pasangan ini tiba di Kupang, Ibukota NTT.
Masyarakat dan aparat pemerintah NTT, menyambut mereka berdua, dengan harapan adanya perubahan yang di NTT, setelah 10 tahun tak jelas di bawah Gubernur Frans Lebu Raya. Beberapa hari kemudian, 10 September 2018, Gubernur NTT yang baru, Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan pidato perdana dalam rapat paripurna istimewa DPRD NTT.
Pada saat itu, Viktor bertekad dan menyatakan bahwa "Kami akan fokus pada lima program, yakni (i) pariwisata, (ii) kesejahteraan rakyat, (iii) sumber daya manusia, (iv) infrastruktur, dan (v) reformasi birokrasi." Dan, yang menjadi fokus utama, menurut Viktor adalah, adalah pembangunan bidang pariwisata. Dengan itu, untuk mendukung program bidang pariwisata, Pemda akan penataan ulang berbagai bidang, termasuk kebersihan dan penataan lingkungan, dan lain sebagainya.
Kehadiran Viktor (kelahiran Februari 1965), yang kini populer dengan sebutan VBL tersebut, oleh sejumlah kalangan bakalan memenuhi harapan publik untuk perbaikkan NTT pada semua bidang. Mereka sebut bahwa VBL seabagai 'pusat kebangkitan NTT.' Karena itu pun sejumlah kelompok muda NTT bertekad ikut ambil bangian dalam apa yang mereka sebut #kawalkebangkitanNTT.
Pidato politik tesebut, diikuti dengan langkah gesit dan cepat untuk memperbaiki sikon NTT, mendapat apresiasi masyarakat NTT di Flobamora dan Diaspora. Semuanya itu karena ekspetasi terhadap kinerja dan 'NTT yang berubah' seperti yang diusung Viktor pada waktu kampanye Pilkada.Â
Itulah sebabnya, Viktor memulai dengan 'moratorium sementara' Â pengiriman TKW/TKI asal NTT ke Luar Negeri, melakukan langkah perubahan pada ASN di linkungan Pemda NTT, dan menggantikan sejumlah pimpinan BUMD milik Pemda NTT.
Misalnya, PT Flobamora, menurut Viktor, selama 10 tahun terakhir, pendapantannya nol persen; artinya tidak ada kontribusi untuk pendapatan asli daerah (PAD). Viktor pun mengganti para Komisaris dan Direksi PT Flobamora. Hasilnya, memurut salah satu pimpinan PT Flobamora yang baru, Hadi Djawas, dalam tempo tiga bulan, sudah menyumbangkan Rp.500 Juta ke Kas Daerah.
Hal tersebut di atas, juga bermakna bahwa setiap tahun PT Flobamora mendapat tambahan modal APBD atau ada penyertaan modal setiap tahun oleh pemerintah, namun tidak hasil. Lalu, kemana keuntungan perusahan selama ini. Seorang teman memberi pesan ke pada saya, dengan Bahasa Kupang,"Bu pi tanya di alang-alang to;" atau  Kaka bertanya lah kepada rumput alang-alang.
Membenahi Bank NTT