Oleh sebab itu, ke depan, jika masih mau mengirim TKW ke Arab Saudi, maka benahi hal-hal ini.
Dan, seringkali ketika pekerja/TKW mengalami penyiksaan, dalam ketidaktahuannya, mereka mereka tidak bisa menghubungi orang lain; yang mereka kenal cuma agen atau calo.
Dengan itu, apa-apa yang mereka alami, misalnya penyiksaan, tidak diketahui oleh orang lain, termasuk KBRI. Dalam keadaan itu, jika TKW berhasil lari dari rumah majikan, misalnya Tuti Tursilawati, maka ia mudah ditangkap, atau pun jatuh ke dalam cengkraman penjahat.
Dan, jika mereka bisa lolos dari rumah majikan serta penjahat, maka tidak membuka kemungkinan para TKI/TKW tersebut 'bergelandangan' di bawah fly over atau pun pinggir jala.
Misalnya, pada November 2013, puluhan ribu TKI Â yang tak dapat ditampung Tarhil Sumaisyi hanya bisa berkeliaran di jalan. Menunggu nasib yang tak pasti. Sebagian tidur di pinggir jalan di sepanjang Tarhil Matar Qadim di Jeddah Arab Saudi.
##
Kembali ke judul dan Tuti Tursilawati yang kini telah almarhumah; adanya sejumlah kendala dan perlakuan terhadap TKW dari Indonesia di Arab Saudi, maka sudah tepat ada moratorium pengiriman TKW informal sana. Jika tidak, maka peristiwa Tuti akan terulang pada Tuti dan Tuti lainnya di sana.
Kemarin, setelah Tuti dipancung, pemerintah RI hanya bisa protes, namun tak ada tindakan diplomatik terhadap Arab Saudi, misalnya memulangkan Sang Dubes. Agaknya, pemerintah terkesan 'takut' dan 'lebih baik diam' terhadap perlakuan Arab terhadap WNI yang tertindas dan menjadi tertuduh.
Akhir kata, pesan saya kepada Capres/Capres yang sekarang sementara Kampanye Menuju Pilpres 2019, mana program nyara kalian untuk Buruh Migran Indonesia di Luar Negeri.Â
***
STOP kematian Buruh Migran RI di Luar Negeri.
Opa Jappy | Ketum Komunitas Indonesia Hari Ini