Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Capres dan Cawapres Melakukan Politik Pelecehan

27 November 2018   13:54 Diperbarui: 27 November 2018   14:06 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena kecenderungan pada hal-hal yang terbatas itulah, pada tindak, tidakan, perilaku politisi, termasuk kampanye politik, terjadi politik pelecehan. Dalam arti, politis (politikus) dan para pengikut serta pendukungnya, dalam rangka merebut (dan mencapai) kuasa dan kekuasaan, ia melakukan pelecehan terhadap lawan politik dan siapa pun yang terkoneksi (terhubung) secara langsung dan tidak, dengan Sang Lawan Politik tersebut.

Politik Pelecehan seperti itulah yang kini, sementara dimainkan dan dipertontonkan oleh salah satu pasangan Capres/Cawapres untuk Pilpres RI tahun 2019. Semuanya terjadi dengan terang benderang dan tidak terbantahkan.

Berdasar data dan fakta yang terpublikasi di/dari Media (Pemberitaan, Penyiaran, Cetak dan lain-lain), jelas bahwa ada Capres/Cawapres pada waktu kampanyemenyampaikan banyak orasi dan narasi yang bersifat politik pelecehan. Misalnya, tentang Indonesia yang (akan) bubar, tampang miskin dan tak punya, cuma sedar jadi tukang ojeg, 99% orang susah hidup, tempe setebal atm, kebodohan menata dan mengelola negara, sebagian besar rakyat tidak punya kemampuan membaca, bangsa yang uangnya dicuri, kekayaan Negara dikuasai asing, dan seterusnya.

Politik Pelecehan, bukan saja melalui orasi dan narasa, melainkan juga dengan cara merendahkan lembaga dan institusi Negara, serta menebarkan ketakutak kepada rakyat, serta memprovokasi publik agar tidak percata terhadap hasil-hasil (kerja) pembangunan, yang nota bene dinikmati oleh orang banyak.

Dengan demikian, jika politisi (misalnya calon anggota Parlemen, apalagi Capres/Cawapres) berpolitik dengan 'model Politik Pelecehan,' maka sebetulnya, ia bukan seorang politikus atau politisi sejati. Orang seperti itu, hanyalah  seseorang yang ingin berkuasa atau meraih kuasa dan kekuasaan melalui 'panggung politik;' dan setelah (jika) terpilih maka yang terjadi adalah nepotisme politik, bahkan ia terjerumus dalam kedalaman kejahatan KKN

Berdasar semuanya itu, untuk para Capres/Cawapres, sadar lah, bahwa kalian itu masi Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden serta masing-masing pendukung kalian masih mejadi bagian dari rakyat dan Bangsa Indonesia; jadi hormati dan hargailah Rakyat dan Bangsa Indonesia, bukan melecehkan mereka.

Nah. Masihkah anda dan saya tertarik pada 'Politisi Politik Pelecehan'?

Opa Jappy | Relawan Indonesia Hari Ini Memilih Jokowi - IHIM MJ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun