Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Opa Jappy: Maaf Pak Prabowo, Kampanye Anda Semakin Tidak Jelas

21 November 2018   17:31 Diperbarui: 21 November 2018   22:03 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SUPLEMEN 

Sederhananya, kampanye adalah memberitakan (menyampaikan sesuatu melalui tulisan, gambar, suara dengan berbagai media) daya tarik untuk mendapat perhatian, dukungan, dan pilihan. Isi pemberitaan itu, antara lain kapasitas, kualitas, bobot, prestasi, kelebihan (berdasar data, fakta, arsip, hasil yang telah ada/dicapai), dan keuntungan jika memilih sesuai yang dikampanyekan. Kampanye bisa dan biasa dilakukan oleh/pada berbagai kegiatan; dan utamanya pada proses pemilihan pimpinan (dan pengurus) di pada organisasi tertentu (ormas, keagamaan, kegiatan sekolah, kampus, dan partai politik), dan yang paling umum dilakukan adalah pada kegiatan politik.

Dengan itu, kampanye, bisa terjadi atau dilakukan pada semua bidang, utamanya kegiatan yang bersifat mempengaruhi orang lain untuk memilih seseorang, kelompok, atau hasil produksi tertentu. Demikian juga (yang terjadi) pada Pilpres RI tahun 2019, semua calon presiden dan wakil presiden (akan) melakukan kampanye tertutup (dalam/di ruangan) dan terbuka atau area terbuka yang tanpa batas.

Isi atau muatan dalam/di pada waktu kampanye pun, wajib berisi sejumlah visi, misi, program, janji politik, dan lain sebagainya yang bersifat (upaya) menarik perhatian, mempengaruhi, dan menjadikan orang lain tertarik (dan juga memilih) orang (dan visi, misi, program, dan janji) yang dikampanyekan atau ditawarkan.

Itu yang seharusnya.

Kampanye (terutama di/dalam Perpolitkan Indonesia) bukan penyampaian janji-janji (surga) serta bualan politik; juga bukan berisi 'live musics' teriakan yel-yel, umpatan, bahkan sekedar pengerahan massa bagaikan pasar malam.

Kampanye, juga bukan untuk memunculkan pemilih yang memilih (hanya) karena 'emosi politik,' ikut-ikutan, ikuti arus, berdasarkan 'provokasi politik,' dan terbuka kemungkinan 'memilih karena berapa banyak rupiah yang didapat.

Opa Jappy | Sumber KLIK

Dokumentasi KPU Pusat
Dokumentasi KPU Pusat
Kritik dari Dua Mantan Presiden RI

Di tengah keramaian kampanye untuk Pilpres RI Tahun 2019, beberapa hari yang lalu, dua Mantan Presiden bersuara keras terhadap Capres Prabowo Subianto. Dua Sang Mantan tersebut adalah Megawati dan SBY. Suara mereka cukup mendapat perhatian publik atau pun para pendukung Prabowo/Sandi dan Jokowi/MA.

Suara kedua Mantan tersebut, agaknya, muncul setelah mereka melihat perkembangan politik dan juga pemberitaan, orasi, dan narasi atau pun konten kampanye dari Capres Prabowo Subianto.

Bayangkan saja, SBY yang biasanya menggunakan bahasa kiasan dan tidak langsung menyerang, menyatakan bahwa, "Prabowo belum pernah menjabarkan solusi, kebijakan, dan program yang akan dijalankan untuk Indonesia lima tahun ke depan. Capres mesti miliki narasi dan gaya kampanye yang tepat, (@SBYudhoyono)."

Pada kesempatan lain, SBY pun berkata bahwa, Dalam pilpres, yang paling menentukan 'Capres-nya'. Capres adalah 'super star'. Capres mesti miliki narasi dan gaya kampanye yang tepat. Saat ini rakyat ingin dengar dari Capres apa solusi, kebijakan dan program yang akan dijalankan untuk Indonesia 5 tahun ke depan. Kalau 'jabaran visi-misi' itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua intropeksi.

Hal yang hampir senada, juga disampaikan oleh Mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri. Pada suatu kesempatan, Megawati menyatakan bahwa, "Saya bilang kenapa di pihak sana tidak juga mengatakan, program saya adalah ini, saya belum pernah dengar apa yang akan dilakukan, menjalankan program seperti apa, saya ndak tahu. Kan kasihan, ya. Kalau saya bilang, kasihan beliau. Kenapa orang di lingkungannya seperti begitu?"  Megawati pun menambahkan bahwa, "Orang-orang di lingkungan Prabowo sering memberikan pernyataan yang tak positif; itu adalah hal buruk."

Kritik tajam dari Megawati terhadap Prabowo, ternyata diaminkan oleh PAN, salah satu Parpol pendukung Prabowo - Sandi. Hal itu terbukti, menurut Wasekjen PAN Faldo Maldini, "Terkait pernyataan beliau yang kasihan sama Pak Prabowo, saya sangat setuju, kritik itu harus logis. Banyak orang yang tidak positif di sekeliling Prabowo. Banyak yang tidak positif, hampir semua malah. Namanya kita penantang ya harus negative campaign, itu konstitusional. Data-data capaian pemerintah sekarang kita pelajari semua. Semua target tidak ada yang tercapai kok, cuma paling inflasi, itu pun kalau mau dibedah lagi, kami nemu banyak masalah lagi. Negative campaign itu semangatnya akademik, mencari yang terbaik."

Nah.

##

Pernyataan kedua Sang Mantan tersebut, menurut saya, juga diaminkan oleh banyak orang, namun tentu saja, ditolak oleh Tim Sukses pasangan Prabowo Sandi.

Faktanya, jika memperhatikan sejumlah pemberitaan dan laporan media (Penyiaran, Pemberitaan, dan Cetak) tentang kampanye Prabowo Sandi (terutama Prabowo), maka yang muncul darinya hanyalah orasi dan narasi kritik, mencela, bernada menakutkan dan pesimis, serta sering tanpa data dan fakta.

Bahkan, sekali lagi menurut pengamatan saya, tampilan Prabowo dan Gerindra, sudah jauh berbeda sejak kemunculan sekian tahun yang lalu, nyaris tampa kesalahan dan dosa sosial serta politik. Pada masa yang lalu, Gerindra melalui orasi di luar Parlemen serta beberapa tindakan nyata. Paling tidak, sepanjang informasi dari media, Prabowo berhasil masuk di beberapa cela dan sela, ketika Negara nyaris tidak berbuat banyak.

Sayangnya, kini, pada area menuju Pilpres RI Tahun 2019, garang dan gempitanya Probowo ketika berorasi justru semakin tidak jelas arahnya. Bisa dikatakan, sejak Prabowo muncul sebagai 'bakal calon presiden,' kemudian sebagai Calon Presiden untuk Pilpres RI pada tahun 2019, tidak ada satu pun hal baru yang ia sampaikan ke/pada publik; orasinya tanpa memberi harapan dan nilai-nilai postif kepada rakyat.

Ada sejumlah penyataan Prabowo yang justru membuat rakyat semakin bingung dan bertanya-tanya. Misalnya, (i) 99% Rakyat Indonesia hidup pas-pasan, (ii) tampang Boyolali, (iii) uang Negara banyak yang dicuri, (iv) gaji guru rata-rata Rp 20 juta per bulan, (v) datangkan guru dari luar negeri untuk mengajar di Indonesia, (vi) Indonesia bubar atau tidak ada pada tahun 2030, (vii) puluhan juta tenaga kerja asing di Indonesia, (viii) jika terpilih, tidak menginpor apa pun, (ix) kekayaan bangsa Indonesia dikuasai oleh segelintir orang atau pun asing; dan lain sebagainya.

Katakanlah, jika pernyataan-pernyataan Prabowo di atas adalah benar, tepat, dan sesuai data serta fakta; lalu, solusinta apa dan bagaimana mencapainya?

Ternyata, Prabowo hanya berhenti atau stop di 'memberi pernyataan dan kritik;' ia tidak memberi solusi yang cerdas atau menjelaskan secara singkat. 

Prabowo cukup katakan, "Jika saya terpilih, maka ...." Jadi, agak menurut Prabowo, solusi permasalahan bangsa hanya ada satu yaitu, 'Jika saya terpilih sebagai Presiden." So, intinya adalah, "Prabowo adalah Solusi Bangsa."

Itu dari Prabowo, bagaimana dengan 'Tim Hore Prabowo Sandi?' Mereka tak kalah sorak sorai, garang, keras, militan, gegap gembita, bahkan lebih dari Sang Capres, dan sangat di luar akal sehat dan normal. Sebab, yang mereka lakukan membuat banyak orang, termasuk para pendukung Jokowi-MA, yang tadinya hormat pada Prabowo Sandi, kini menjadi antipati. Pasalnya, para pendukung tersebut, sangat banyak yang melakukan penistaan terhadap Jokowi (dan juga MA). Mereka menyebarkan dan menebarkan benci serta kebencian terhadap Jokowi melalui orasi dan narasi kebencian, gambar (editan) yang tak senonoh, dan sejumlah besar penghinaan lainnya.

##

Berdasarkan semuanya itu, semakin memperkuat penilaian saya, dan dengan ucapan maaf; saya hanya bisa katakan, 'Maaf Pak Prabowo, Kampanye Anda Semakin Tidak Jelas."

Opa Jappy | Relawan Indonesia Hari Ini Memilih Jokowi - Ihi MJ

Artikel Terkait : Kampanye (Tanpa) Akal Sehat

Semuanya menunjukkan bahwa yang mereka lakukan adalah Kampanye tanpa Akal Sehat.

Bayangkan saja, para cicit yang berkompetisi menjadi Presiden dan Wakil Presiden di era kekinian, namun para pendukungnya menyerang, memaki, menista Leluhur para kandidat yang sudah lama tiada.

Itu hanya bisa terjadi karena mereka melakukan Kampanye tanpa Akal Sehat.

Oleh Opa Jappy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun