Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Orasi dan Narasi Ketakutan serta Serba Mahal

26 Oktober 2018   17:24 Diperbarui: 27 Oktober 2018   12:23 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang Kampanye: Sederhananya, kampanye adalah memberitakan (menyampaikan sesuatu melalui tulisan, gambar, suara dengan berbagai media) daya tarik untuk mendapat perhatian, dukungan, dan pilihan. Isi pemberitaan itu, antara lain kapasitas, kualitas, bobot, prestasi, kelebihan (berdasar data, fakta, arsip, hasil yang telah ada/dicapai), dan keuntungan jika memilih sesuai yang dikampanyekan. Kampanye bisa dan biasa dilakukan oleh/pada berbagai kegiatan; dan utamanya pada proses pemilihan pimpinan (dan pengurus) di pada organisasi tertentu (ormas, keagamaan, kegiatan sekolah, kampus, dan partai politik), dan yang paling umum dilakukan adalah pada kegiatan politik, [Sumber: Klik]

Berdasarkan hal di atas, maka siapa pun yang mau terpilih sebagai pemimpin, termasuk Anggota Parlemen, Presiden dan Wakil Presiden, maka ia harus menemukan dan memiliki pendukung atau pun pemilih; tanpa itu, ia tidak bisa terpilih. Salah satu cara 'menemukan dan memilih' tersebut, adalah melalui Kampanye.

Kampanye 'Orasi dan Narasi Ketakutan'

Langsung saja; jika mengikuti data dan jejak digital kampanye yang dilakukan oleh Capres Prabowo Subianto dan 'Tim Hore serta Pemandu Soraknya,' maka saya yang rakyat biasa ini semakin bingung karena tidak ada apa-apa yang didapatkan dari mereka. Penyebabnya adalah, Sang Capres ini belum menyampaikan usul, visi, missi, program unggulan, terobosan, bahkan solusi cerdas dari apa yang mereka sebut 'permasalahan bangsa.'

Apa-apa yang Sang Capres (bersama Pemandu Soraknya) sampaikan, boleh saya sebut, adalah orasi dan narasi ketakutan, anti kebijakan pemerintah, dan segala sesuatu, yang selama ini, terjadi adalah 'penuh ketidakbenaran dan ketidakberesen,' sehingga Negara menuju kehancuran.  Misalnya, dari Sang Capres dan Tim Pesoraknya bersuara tentang (i) ada jutaan anggota Komunis di NKRI Capres, (ii) tenaga kerja asing menguasai lapangan kerja, (iii) sedikitnya 10 % orang menguasai SDA dan Kekayaan Negara, (iv) sementara itu, 99 % rakyat Indonesia hidup pas-pasan, (v) NKRI bakalan lenyap pada tahun 2030, (vi) hutang Negara sudah mencapai ribuan triliuan rupiah, jauh lebih besar dari angka resmi dari pemerintah dan perbankan, dan lain sebagainya.

Kampanye "Semuanya Serba Mahal"

Melihat dan membaca publikasi pada/di berbagai media (Media Pemberitaan, Penyiarang, Cetak, dan News Online) dari salah satu Calon Wakil Presiden, cukup membuat saya prihatin serta berupaya memahami  'ada apa di baliknya.'  Penyebanya adalah, isi atau muatan kampanye (dalam bentuk sekedar jalan-jalan ke sejumlah lokasi, termasuk pemakaman) tersebut berupa orasi dan narasi (dipublikasi media) yang bersifat sangat berlebihan atau 'super hyperbola' dari hal-hal atau fakta sebernarnya.

Misalnya, harga sayur mayur, beras, telur atau pun bahan pokok yang sangat mahal sehingga tak terbeli rakyat; tempe setebal atm, seporsi nasi lebih mahal dari rumah makan di Singapura, dan lain sebagainya. Intinya semua jenis kebutuhan pokok mahal sehingga rakyat makin susah; pedagang pasar mengeluh, barang jualan (dagangan) menumpuk, dan tidak laku atau pun tak terbeli.

##

Agaknya, menurut pada pendukung Capres/Cawapres Nomor Dua, melalui cara-cara seperti di atas, maka, yang terjadi adalah, pasangan tersebut sudah ada di hati rakyat. Karena rakyat membutuhkan sosok yang bisa melepaskan Negara dari cengkraman ketakutan, kesulitan ekonomi, dan ketidakpastian. Bahkan, sekali lagi menurut para pemandu sorak, pasangan yang mereka dukung sudah ada di hati rakyat.

Itu, kata mereka; tapi apakah memang benar seperti itu? Terpulang kepada anda (yang sedang baca).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun